Kementerian ESDM umumkan kelanjutan pengoperasian Blok Corridor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan kelanjutan pengoperasian Blok Corridor yang akan habis masa kontraknya pada 2023 mendatang pada Senin, (22/7) di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta.

Pemerintah memastikan pada 20 Desember 2023 nanti, ketiga kontraktor eksisting akan tetap melanjutkan kiprahnya di Blok yang menyumbang 17% dari total produksi gas di Indonesia. Nantinya, akan ada perubahan Participating Interest (PI) untuk ketiga kontraktor tersebut.

"Pertamina Hulu Energi Corridor 30%, ConocoPhillips 46% dan Repsol 24%," sebut Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar. namun Arcandra memastikan PI sebesar 10% milik PHE Corridor akan diberikan kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sesuai ketentuan yang berlaku.


Asal tahu saja, sejauh ini ConocoPhilips tercatat sebagai kontraktor Blok Corridor dengan hak partisipasi sebesar 54%, dan Repsol Energy memiliki porsi sebesar 36%. Sementara sisanya, Pertamina menggenggam hak partisipasi sebanyak 10%.

Meski hanya memiliki PI sebesar 20%, nantinya Pertamina akan mendapatkan peluang menjadi operator. "Berdasarkan kesepakatan mereka (Ketiga kontraktor), ConocoPhillips akan menjadi operator dalam tiga tahun pertama lalu masa transisi dan setelahnya Pertamina akan menjadi operator," jelas Arcandra.

Kendati terjadi peralihan operator, Kementerian ESDM memastikan ketiga kontraktor masih akan terlibat dalam Blok Corridor sesuai masa kontrak yang ada.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri ESDM Ignasius Jonan menyebut tidak ada ketentuan seputar jangka waktu masa transisi, "Masa transisi terserah mereka, setelah pembahasan bisnis dan ditemukan waktu yang reasonable akan diserahkan ke Pertamina," kata Jonan.

Kontrak ini nantinya akan berlaku dalam 20 tahun terhitung sejak 20 Desember 2023 dengan mengadopsi skema Gross Split.

Sementara itu, President and General Manager ConocoPhillips Indonesia Bij Agarwal tidak menyebutkan secara gamblang soal skema penggantian operator pasca tiga tahun tersebut.

Namun ia bilang, langkah tiga tahun pertama pasca kontrak baru berlaku akan membantu proses transisi. "Kami bertiga menyetujui apa yang kami rasa terbaik, kami hendak memastikan dengan pengalaman kami hampir 40 tahun di Corridor dapat membantu Pertamina," ungkap Agarwal.

Sementara Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyebut langkah ini akan mengurangi risiko pasca masa transisi pengolahan Blok Corridor. "Ini akan kurangi risiko operasi terhadap keberlangsungan produksi dan lebih baik dari sebelumnya (bentuk kontrak transisi lainnya)," ujar Nicke.

Meski telah mengumumkan kepastian operator untuk Blok Corridor, proses penandatangan belum dilakukan. "Menanti mereka membayar dulu, tapi Kepmen sudah keluar," jelas Jonan. Adapun nantinya Komitmen Kerja Pasti sebesar US$ 250 juta dan signature bonus dengan besaran yang sama pula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .