Kementerian ESDM Ungkap Peluang Industri Panel Surya di Rempang



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan peluang pengembangan industri panel surya di Indonesia termasuk di Pulau Rempang, Kepulauan Riau. 

Plt Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Jisman P. Hatajulu mengatakan, Indonesia memiliki potensi sumber EBT mencapai 3,6 Terra Watt (TW). Dari jumlaj tersebut, potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mencapai 3,3 TW. 

Pengembangan PLTS dinilai semakin memungkinkan seiring turunnya harga listrik yang dihasilkan. 


"Indonesia punya raw material untuk pengembangan photovoltaics (PV), pasir silika. Kita sudah mencoba dan menyiapkan Rempang nanti salah satunya untuk pabrik PLTS ya dan banyak lagi di Jateng dan Jatim, itu peluang kedua kita," ungkap Jisman dalam Road to PLN Investment Day 2024, Rabu (6/4). 

Baca Juga: Aturan Terbaru PLTS Atap Terbit, Kapasitas Pemasangan Tak Dibatasi 

Jisman melanjutkan, peluang ini semakin terbuka seiring tren pertumbuhan listrik di Indonesia. Sejauh ini, pertumbuhan listrik Indonesia tercatat mencapai 5% disaat negara-negara lain mengalami penurunan. 

Sebelumnya, Jisman mengatakan, pemerintah memiliki target implementasi 1 GW PLTS Atap tersambung dengan jaringan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Besaran kapasitas ini diharapkan ikut memantik pertumbuhan industri panel surya.

“Dengan target 1 GW PLTS Atap yang terhubung dengan jaringan PLN dan 0,5 GW dari non PLN setiap tahun dengan asumsi kapasitas 1 modul surya 450 Wattpeak (Wp) maka diperlukan produksi sekitar 3,3 juta panel surya,” kata Jisman dalam Sosialisasi Permen PLTS Atap di Kementerian ESDM, Selasa (5/3).

Jisman menambahkan, program ini juga bakal mendukung rencana pembangunan industri panel surya di Jawa Tengah, Pulau Batam dan Pulau Rempang.

Jisman mengakui pengembangan PLTS Atap sejauh ini masih belum optimal. Sampai dengan Desember 2023, realisasi implementasi PLTS Atap baru mencapai 140 MW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari