Kementerian Investasi dan Timah (TINS) Bahas Peluang Investasi Hilirisasi



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan PT Timah Tbk (TINS) membahas peluang investasi hilirisasi dan perbaikan tata kelola timah nasional.

Perbaikan tata kelola ekosistem timah nasional dan pengembangan hilirisasi timah ini disampaikan Direktur Utama TINS Ahmad Dani Virsal dalam pertemuan dengan Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Yuliot Tanjung beberapa waktu lalu. 

Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala BKPM menyampaikan fokus pengembangan kedepan terkait hilirisasi terdapat beberapa mineral ikutan lainnya yang bisa dioptimalkan dan dikembangkan serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi seperti logam tanah jarang, zirkon, ilminite, Silika dan lainnya. 


"Pelaksanaan investasi dapat dilakukan secara bertahap dan berpatungan dengan perusahaan dari luar negeri yang memiliki pengalaman akses pasar," kata Yuliot Tanjung dalam keterangan resmi, Rabu (7/8).

Dani mengatakan, upaya perbaikan eksosistem timah nasional diperlukan untuk meningkatkan peran industri timah nasional untuk mendukung perekonomian daerah dan nasional. 

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham 4 Emiten MIND ID: PTBA, ANTM, TINS dan INCO

Indonesia merupakan salah satu produsen timah terbesar di dunia memiliki peran penting untuk memenuhi kebutuhan timah dunia.

"Sebagaimana diketahui, timah merupakan salah satu mineral yang sangat dibutuhkan untuk mendukung berbagai industri termasuk teknologi tinggi dan kompetensi," ujar Dani.

Tak hanya itu, Dani juga menyampaikan tentang rencana pengembangan bisnis TINS untuk mengelola mineral ikutan timah. Termasuk pengembangan hilirisasi yang sedang dilakukan TINS melalui anak usahanya PT Timah Industri. 

PT Timah Industri sedang mengembangkan produksi hilirisasi Tin Powder, dimana rencananya akan mulai berproduksi tahun ini. Hal ini merupakan upaya TINS untuk memenuhi kebutuhan pasar global. 

"TINS sudah melakukan hilirisasi timah sejak lama, namun dalam pengembangannya perusahaan membutuhkann support yang optimal dari berbagai pihak misalnya seperti penguatan  permintaan pasar domestik," ucap Dani. 

Sebagai salah satu mineral yang tidak dapat diperbaharui, pengelolaan industri timah dari hulu ke hilir harus dilakukan dengan baik untuk menjaga keberlanjutannya. Proses penambangan juga harus dilakukan dengan menerapkan prinsip good mining practices sehingga dapat meminimalisasi dampak dari penambangan timah. 

"Sebagai perusahaan negara, TINS tidak hanya profit oriented, tapi juga memiliki misi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional, melakukan pemberdayaan masyarakat dan juga memberikan kontribusi yang optimal bagi Bangsa dan Negara," ucapnya. 

Dani berharap dengan adanya pertemuan ini dapat  memberikan masukan dan kontribusi positif serta dukungan dari Kementerian  Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terkait perbaikan tata kelola bisnis pertimahan nasional.

"Sebagaimana diketahui bahwa Lembaga Kementerian Investasi/BKPM sedang fokus untuk menggenjot pengembangan investasi dan pertumbuhan perekonomian nasional," imbuh Dani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat