KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masih tingginya pengangguran terbuka, khususnya yang berlatar pendidikan kejuruan atawa vokasi masih jadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Hingga Agustus 2017, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengangguran terbuka dari lulusan SMK masih mencapai 1,62 juta orang, sementara yang tertinggi berasal dari lulusan SMA sebesar 1,91 juta orang. Sementara secara total sebesar 7 juta lebih. Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan (Ditjen Binalattas Kemnaker) Bambang Satrio Lelono mengatakan ada dua hal yang jadi kendala soal masih tingginya tingkat pengangguran terbuka tersebut.
"Setiap tahun ada 2 juta angkatan kerja baru. Tetapi mereka tak bisa langsung masuk kerja karena mismatch dan underqualified," kata Satrio kepada KONTAN, Senin (12/2) di ruang kerjanya. Mengatasi hal tersebut, Satrio mengungkapkan bahwa kini pemerintah tengah menyusun grand design pelatihan vokasi. Niatnya, agar seluruh pelatihan vokasi yang dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun swasta dapat dikoordinasikan melalui lembaga pelatihan kerja. Hal tersebut juga dilaksanakan untuk mengejar arahan Presiden Joko Widodo yang menginginkan pada 2019 kelak ada 1,4 juta tenaga kerja yang dapat mengikuti pelatihan vokasi. Guna mengejar target tersebut Satrio merinci, pemerintah dapat melatih hingga 727.467 orang dengan perincian sekitar 250.000 orang dilatih oleh Balai Latihan Kerja (BLK) milik Kemnaker, dan sisa 477.467 orang dapat dilatih oleh lembaga pelatihan yang dimiliki kementerian maupun lembaga pemerintah lainnya. Sementara dari sektor swasta di target sebanyak 420.000 orang dapat pelatihan vokasi, dengan rincian melalui program pemagangan sebanyak 400.000 orang, dan melalui Training Center perusahaan sebanyak 20.000 orang.