Kementerian Perdagangan masih siapkan ratifikasi IE-CEPA



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) masih menyiapkan ratifikasi perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif antara Indonesia dan perjanjian perdagangan bebas Eropa (EFTA/IE CEPA). Saat ini proses tersebut telah mencapai tahap akhir di pemerintah. Berikutnya akan diserahkan ke DPR untuk pembahasan dan persetujuan ratifikasi.

"IE CEPA masih proses, kami lagi siapkan sebelum pemerintah sampaikan ke DPR," ujar Direktur Perundingan Bilateral, Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kemdag, Ni Made Ayu Marthini saat dihubungi kontan.co.id, Minggu (26/5).

Sebelumnya Swiss, Norwegia, Liechtenstein, dan Islandia juga tengah menggenjot penyelesaian ratifikasi. Salah satunya adalah Dewan Federal Swiss telah menerbitkan dokumen resmi terkait dan diajukan ke parlemen Swiss.


Hal itu untuk menggenjot selesainya ratifikasi perjanjian yang telah ditandatangani 16 Desember 2018 lalu. Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita pun menyambut baik langkah tersebut. "Hal tersebut merupakan kabar baik dari Swiss dan menunjukkan keseriusan penyelesaian proses ratifikasi IE CEPA," terang Enggar dalam siaran pers, Jumat (26/5).

Enggar bilang perjanjian ini akan meningkatkan akses pasar. Selain itu IE CEPA juga akan memberikan kepastian hukum di bidang perdagangan barang dan jasa bagi Indonesia dan EFTA.

Kerja sama dengan EFTA juga dapat menjadi gerbang masuk perdagangan ke Eropa. Berlakunya perjanjian pertama dengan negara Eropa diyakini dapat memperbaiki perdagangan dengan Eropa khususnya mengenai kelapa sawit.

"Negara EFTA menjadi kelompok negara Eropa pertama yang memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia," jelas Enggar.

Asal tahu saja IE CEPA mencakup berbagai ketentuan mengenai investasi, perlindungan kekayaan intelektual, penghapusan hambatan nontarif, termasuk ketentuan sanitasi dan fitosanitasi, kompetisi, fasilitasi perdagangan, perdagangan dan pembanguan berkelanjutan, serta kerja sama ekonomi.

Oleh karena itu tidak hanya perdagangan, Enggar juga berharap investasi akan meningkat pasca berjalannya perjanjian tersebut. Sosialisasi juga akan digenjot untuk memaksimalkan pemanfaatan atas perjanjian tersebut.

Sekilas mengenai perjanjian tersebut, Indonesia akan mendapat tarif preferensial untuk sejumlah produk seperti minyak sawit, ikan, emas, alas kaki, kopi, mainan, tekstil, furniture, peralatan listrik, mesin, sepeda, dan ban.

Keempat negara itu menghapus lebih dari 99% pos tarif produk yang diimpor dari Indonesia. Selain itu IE CEPA juga membuka peluang bagi produk jasa seperti telekomunikasi, konstruksi, distribusi, keuangan, pendidikan, transportasi, dan pariwisata.

Beberapa sektor industri juga ditawarkan untuk menarik investasi negara EFTA. Antara lain adalah sektor manufaktur dan juga energi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi