Kementerian Perdagangan naikkan target ekspor menjadi US$ 230 miliar



JAKARTA. Kementerian Perdagangan menaikkan target ekspor 2012 menjadi US$ 230 miliar. Sebelumnya, Kementerian Perdagangan memasang target berkisar US$ 200 miliar hingga US$ 220 miliar sebagai antisipasi dampak krisis ekonomi global.Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, target itu akan dicapai melalui peningkatan nilai ekspor lewat kebijakan hilirisasi industri komoditas pertanian primer seperti kakao, kelapa sawit, rotan dan karet. Khusus untuk karet, dia akan mengutamakan demi pasokan produksi ban yang diperkirakan mencapai 35 juta unit per tahun.

Gita juga yakin ekspor naik dengan masuknya penanaman modal sebesar Rp 17,3 miliar. "Investasi akan membuahkan nilai tambah dan banyak sekali berkapasitas untuk ekspor," ungkapnya, pada jumpa pers kinerja akhir tahun, Jumat (30/12).Selain mengandalkan kebijakan hilirisasi, Indonesia akan memacu perdagangan dengan pasar nontradisional seperti Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa Timur. Dia memperkirakan, pertumbuhan perdagangan di kawasan itu bakal tumbuh 25% pada 2012.Gita mengatakan, pemerintah memacu perdagangan di pasar nontradisional lantaran pada 2012 volume perdagangan negara-negara yang tengah memimpin pertumbuhan dunia (emerging countries) dan negara berkembang diperkirakan masih tumbuh lebih tinggi dari negara maju. Yaitu, porsi impor diproyeksikan tumbuh 8,1% dan ekspor 7,8%.Prediksi itu jauh lebih baik ketimbang perkiraan volume perdagangan barang dan jasa dunia yang diperkirakan hanya tumbuh 5,8%. Pertumbuhan itu lebih lambat dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan volume perdagangan2011 sebesar 7,5%. Impor negara maju diperkirakan hanya tumbuh 4% dan ekspor 5,2%.Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Gusmardi Bustami ikut menambahkan, Indonesia berkesempatan mengirim tenaga kerja ke China, begitu pula sebaliknya sesuai kesepakatan perdagangan ASEAN-China. "Ini adendum dari yang kita implementasi ke depan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can