Kementerian Perhubungan urung buka trayek bus Trans Jawa



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan mengurungkan niat mendirikan perusahaan bus khusus yang melayani tol Trans Jawa alias bus Trans Jawa. Sebab, perusahaan otobus eksisting menyanggupi membuka trayek tersebut sehingga tidak dibutuhkan penugasan khusus untuk membuat perusahaan baru.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, dari hasil rapat yang diselenggarakan Kemhub, menghasilkan arahan bahwa akan lebih optimal untuk memberdayakan fasilitas bus yang sudah ada.

"Pak Menteri Perhubungan mengatakan akan lebih mengoptimalkan yang sudah ada karena mereka juga menggunakan jalan tol. Tapi ada upaya untuk membuat terminal di rest area," kata Budi saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/1).


Rapat itu sendiri diselenggarakan Kemhub bersama pihak Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT), Organisasi Angkutan Darat (Organda) serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada Selasa (8/1).

Menurutnya, pengadakan trayek atau perusahaan bus baru, ternyata akan berhadapan dengan banyak regulasi dan uji coba yang akan susah dipenuhi. Apalagi penggunaan bus Trans Jawa ini sudah diharapkan dapat beroperasi pada periode mudik Lebaran tahun ini.

Makanya, opsi yang diputuskan untuk bus lintas tol Trans Jawa ini adalah tetap menggunakan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang sudah ada, namun terdapat kajian pembangunan terminal di rest area dalam tol.

Menanggapi ini, Kurnia Lesani Adnan Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) menyampaikan, pihaknya siap melayani kebutuhan untuk trayek lintas tol Trans Jawa ini. "Wacananya adalah memaksimalkan bus yang sudah ada, agar menjadi pilihan masyarakat," katanya kepada Kontan.

Untuk semakin mempermudah akses masyarakat, Kurnia berharap pemerintah dapat mempertimbangkan jangkauan bus saar tiba di Jakarta agar bisa sampai ke area kota. Sebab selama ini bus yang tiba dari luar kota Jakarta, tertahan di terminal Pulaugebang.

Padahal ada sejumlah terminal dalam kota yang bisa diberdayakan untuk meningkatkan pelayanan bus pada penumpang yang tinggal di dalam kota. "Start bisa tetap di Pulaugebang, tapi kami harap Kemhub bisa perpanjang boleh turunkan penumpang di terminal yang lebih dalam," kata Kurnia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat