Kementerian Perindustrian Meminta Asmindo Menghitung Rencana Ekspansi ke Mesir



JAKARTA. Meski menyambut baik ekspansi Asmindo ke luar negeri, Kementerian Perindustrian meminta agar Asmindo menghitung rencana bisnis tersebut secara matang. Selain bahan baku yang melimpah, Asmindo juga harus melihat potensi pasar dan ongkos produksi. “Memang kalau dari pasar furnitur, produk seperti ukiran kaligrafi kita itu laku di sana. Tapi, mereka harus hitung dulu,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia Kementerian Perindustrian Benny Wachjudi, Kamis (14/1). Benny berpendapat, Indonesia pun memiliki persediaan enceng gondok berlimpah yang dapat dimanfaatkan oleh industri kerajinan. "Kenapa tidak mengirim produk setengah jadinya saja ke sana, supaya nilai tambahnya kita yang dapat," tutur dia.Tapi, Asmindo punya kalkulasi sendiri. Direktur Ekseskutif Asmindo Sae Tanangga Karim membandingkan, di Indonesia, pengusaha harus membeli bahan baku enceng gondok Rp 1.000-Rp 1.500 per kilogram, sedangkan di Mesir, mereka tinggal mengeruk gratis dari Sungai Nil.Asmindo berencana mendirikan industri pengolahan enceng gondok berskala kecil dengan investasi Rp 5 miliar.Usaha ini akan didirikan bersama mitra asal Mesir, yaitu Grup Barakah.Jika dihitung di atas kertas, total investasi untuk membuka industri berskala rumahan ini Rp 40 miliar-Rp 50 miliar. Industri tersebut bakal memiliki kapasitas 50 ton-100 ton dan diawali dengan 400 tenaga kerja. Produk yang dibikin adalah kerajinan berbasis enceng gondok, seperti tikar, dompet, hingga pakaian jadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: