Kementerian Pertahanan dan Airbus kerjasama bikin pesawat militer



JAKARTA. Kementerian Pertahanan akan bekerjasama dengan Airbus Military untuk memproduksi pesawat militer jenis transportasi ringan NC-295. Kerjasama ini akan melibatkan PT Dirgantara Indonesia.Tahap awal kerjasama ini sudah dilaksanakan pemerintah dengan berkunjung ke fasilitas Airbus Military di San Pablo, Sevilla pada September lalu. Kunjungan ini dipimpin oleh Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Selanjutnya, CEO Airbus Military Domingo Urena Raso bertemu dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI) Budi Santoso menjelaskan, kunjungan itu untuk mendiskusikan rencana peningkatan kerjasama dengan Kementerian Pertahanan. Menurutnya, PT DI ditunjuk lantaran mewakili salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Industri Pertahanan berbasis produk dirgantara. "Program kerjasama bersifat kemitraan strategis karena PT DI menjadi produk basis pembuatan pesawat NC-295, khususnya di wilayah Asia Pasifik," kata Budi, Selasa (4/10).PT DI akan memproduksi dan memasok sebagian komponen pesawat NC-295. Asal tahu saja, pesawat NC-295 merupakan varian CN-235 yang memiliki keistimewaan daya angkut lebih besar dan dikategorikan medium military lift. Keunggulan lainnya adalah efisiensi menyangkut perawatan dan penggunaan bakar bakar. "Ditambah jenis NC-295 merupakan pesawat angkut dengan daya angkut medium yang paling laku di pasar (the best selling medium airlifter)," lanjutnya.Menurutnya, sebanyak 14 negara menjadi pengguna NC-295. Bahkan, Budi mengatakan, empat negara memesan ulang dan per September terdapat 85 pesawat pesanan atas pesawat jenis NC-295. "Pesawat jenis NC-295 dan CN-235 adalah pelengkap pesawat C-130 hercules, yang tersebar pada 35 negara dan delapan negara itu adalah anggota NATO," katanya.Domingo Urena menuturkan kemitraan Airbus Military dengan PT DI merupakan kemitraan sejak hubungan kedua belah pihak lebih dari 35 tahun. "Tujuannya jelas, untuk kemandirian Indonesia," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can