KONTAN.CO.ID - BERLIN. Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan Jerman mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka akan mengalihkan fokus komunikasi publik mereka dari platform media sosial X, yang dimiliki oleh Elon Musk. Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya ketidakpuasan atas perkembangan terbaru platform tersebut. Kementerian Pertahanan secara eksplisit menyatakan bahwa mereka merasa semakin "tidak senang" dengan perubahan yang terjadi pada platform tersebut.
Latar Belakang Keputusan Jerman
Sejak Elon Musk mengambil alih platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter pada tahun 2022, sejumlah kontroversi telah muncul, termasuk kritik terhadap para pemimpin Eropa. Musk dituduh ikut campur dalam politik Eropa dengan sejumlah pernyataan kontroversial, seperti:- Menyerukan agar Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, digantikan.
- Menyebut Kanselir Jerman, Olaf Scholz, sebagai "orang bodoh yang tidak kompeten."
- Mendukung partai sayap kanan ekstrem, Alternative for Germany (AfD).
Kritik terhadap Platform X
Elon Musk, orang terkaya di dunia, menggunakan platform X untuk menyuarakan pandangan yang sering kali memicu kontroversi, termasuk kritik terhadap imigrasi yang menurutnya mengancam masa depan negara-negara di Eropa. Selain itu, Musk baru-baru ini melakukan wawancara langsung di platform X dengan pemimpin AfD, Alice Weidel, yang semakin memperkuat persepsi bahwa platform tersebut memberi ruang bagi pandangan ekstrem. Respons Kementerian Jerman:- Kementerian Pertahanan: Menyatakan bahwa mereka mungkin masih akan merespons informasi yang salah (disinformasi) di platform X, namun komunikasi sosial utama mereka akan dialihkan ke WhatsApp milik Meta.
- Kementerian Luar Negeri: Menyatakan bahwa mereka terus memantau platform di mana mereka hadir dan mempertimbangkan perdebatan yang terjadi di dalamnya. Sebagai hasilnya, mereka memutuskan untuk memperluas kehadiran mereka di platform alternatif, seperti BlueSky.