Kementerian pertanian fokus evakuasi sapi korban Merapi



JAKARTA. Kementerian Pertanian memprioritaskan evakuasi ternak sapi sebagai langkah penanganan bencana di sektor pertanian yang terpukul oleh erupsi gunung Merapi. Suswono Menteri Pertanian mencatat hingga Kamis (11/11) sudah 858 sapi yang telah dievakuasi dari data yang tercatat 61.684 ekor sapi. “Kalau semua sapi diganti, dana pemerintah sebesar Rp 100 Miliar tidak akan cukup,” katanya Jumat (12/11).

Sapi-sapi tersebut diungsikan ke 19 titik yang telah disiapkan. Di titik tersebut, sapi yang telah dievakuasi akan tinggal bersama pemiliknya. Pemerintah juga ikut membantu untuk mengurusi pakan. “Kita siapkan jerami, pabrik-pabrik tebu juga sudah siap memberikan tetes tebunya untuk bahan baku pakan ternak,” katanya. Sayang dia tak menyebutkan berapa banyak kebutuhan pakan sapi tersebut.

Namun Kepala Dinas Pertanian Provinsi D.I. Yogyakarta Nanang Suwandi sudah menghitung para peternak setidaknya menghabiskan Rp 18.000-Rp 20.000 sehari untuk kebutuhan pakan sapi. Biaya tersebut termasuk untuk pakan hijau, air dan konsentrat.


Sedang untuk sapi yang akan diganti pemerintah adalah sapi yang tidak terselamatkan. Harga setiap jenis sapi berbeda-beda. Sapi pedet atau anak sapi akan dihargai Rp 5 juta per ekor, sapi dara Rp 7 juta per ekor, sapi laktasi yang belum menghasilkan susu Rp 9 juta per ekor, sapi laktasi perah 10 juta per ekor, sapi potong jantan Rp 22.000 per kg hidup dan sapi potong betina Rp 20.000 per kg hidup. Proses penggantian tersebut memerlukan berita acara atau bukti yang dimiliki peternak tentang kepemilikan sapinya.

Suswono bilang untuk lahan-lahan hortikultura dan tanaman pangan pemerintah akan membagikan bibit secara gratis ke petani. Namun untuk salak pondoh pemerintah akan menggantikan ke bibit yang lain. Yaitu jagung atau tanaman palawija. Sebab menurutnya untuk salak pondoh diperlukan waktu tiga tahun sebelum salak bisa berbuah. Makanya jagung dan tanaman palawija dipilih untuk menggantikan bibit salak agar petani bisa segera mendapatkan nafkah untuk melakukan pemulihan keadaan ekonominya.

Namun dia bilang untuk estimasi biaya pemerintah akan menunggu hingga data daerah yang terkena dampak erupsi Merapi selesai. Selain itu Kementerian Pertanian akan berusaha melakukan pemutihan kredit para petani yang menjadi korban dari erupsi Merapi. “Pasti bisa dilakukan saya akan minta ke bank-bank untuk melakukan pemutihan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.