BOGOR. Kementerian Pertanian rupanya tak puas dengan hasil pendataan angka ramalan III yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS). Rencananya, Kementerian Pertanian segera menggelar lokakarya akurasi data produksi dan konsumsi untuk meverifikasi data BPS.“Ini persoalan data. Saya sudah meminta Balitbang (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian) menyelenggarakan lokakarya terkait akurasi data produksi dan konsumsi,” ujar Menteri Pertanian Suswono dalam konfrensi pers, Rabu (2/11).Suswono juga meminta para pengamat pertanian bekerja sama mencari solusi membenahi data tersebut. Dia menilai data BPS tersebut belum mewakili realitas yang ada di lapangan. “Gubernur Jawa Timur juga protes. Katanya sample BPS ini istilahnya belum mewakili realita lapangan,” imbuhnya. Kemarin, BPS melansir penurunan produksi gabah kering giling (GKG), jagung dan kedelai. BPS memperkirakan produksi GKG menurun 1,63% atau 1,08 juta ton dibandingkan tahun lalu. Sementara produksi jagung diperkirakan turun 5,99% atau sebanyak 1,1 juta ton dibandingkan tahun lalu dan produksi kedelai turun 4,08% atau sebanyak 36.9600 ton. Penurunan produksi ini terjadi karena penyempitan lahan pertanian dan melorotnya produktivitas.Suswono mengakui ada penurunan lahan pertanian. Menurutnya, banyak lahan pertanian di Jawa yang tidak dijaga dan dilindungi oleh kepala daerah. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro menambahkan, penurunan produksi beras karena ada 48% sarana irigasi sawah rusak. Karena itu, dia berjanji memperbaiki sarana irigasi sembari mencegah jumlah konversi lahan pertanian.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kementerian Pertanian tak puas dengan data BPS
BOGOR. Kementerian Pertanian rupanya tak puas dengan hasil pendataan angka ramalan III yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS). Rencananya, Kementerian Pertanian segera menggelar lokakarya akurasi data produksi dan konsumsi untuk meverifikasi data BPS.“Ini persoalan data. Saya sudah meminta Balitbang (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian) menyelenggarakan lokakarya terkait akurasi data produksi dan konsumsi,” ujar Menteri Pertanian Suswono dalam konfrensi pers, Rabu (2/11).Suswono juga meminta para pengamat pertanian bekerja sama mencari solusi membenahi data tersebut. Dia menilai data BPS tersebut belum mewakili realitas yang ada di lapangan. “Gubernur Jawa Timur juga protes. Katanya sample BPS ini istilahnya belum mewakili realita lapangan,” imbuhnya. Kemarin, BPS melansir penurunan produksi gabah kering giling (GKG), jagung dan kedelai. BPS memperkirakan produksi GKG menurun 1,63% atau 1,08 juta ton dibandingkan tahun lalu. Sementara produksi jagung diperkirakan turun 5,99% atau sebanyak 1,1 juta ton dibandingkan tahun lalu dan produksi kedelai turun 4,08% atau sebanyak 36.9600 ton. Penurunan produksi ini terjadi karena penyempitan lahan pertanian dan melorotnya produktivitas.Suswono mengakui ada penurunan lahan pertanian. Menurutnya, banyak lahan pertanian di Jawa yang tidak dijaga dan dilindungi oleh kepala daerah. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro menambahkan, penurunan produksi beras karena ada 48% sarana irigasi sawah rusak. Karena itu, dia berjanji memperbaiki sarana irigasi sembari mencegah jumlah konversi lahan pertanian.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News