KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan memulai pembangunan rumah susun (Rusun) Keuskupan Larantuka di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pembangunan rusun ini merupakan salah satu program pembangunan infrastruktur di bidang perumahan yang dilakukan oleh Kementerian PUPR demi mempercepat pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas SDM. “Dengan pembangunan rumah susun dapat memperlancar kegiatan belajar mengajar, meningkatkan semangat belajar dan semangat bekerja, serta membentuk mental hidup bersama untuk menciptakan lingkungan yang berbudaya, beradab, dan menjunjung tinggi nilai moral sehingga memberikan kontribusi positif bagi pencapaian misi Presiden untuk membangun SDM unggul menuju Indonesia maju”, kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam siaran pers, Minggu (9/5).
Baca Juga: Kiprah dua Srikandi PLN, ikut dirikan tower listrik darurat di NTT Rusun Keuskupan Larantuka ini nantinya akan dibangun secara Single Years Contract (SYC) Tahun 2021 yakni satu tower setinggi tiga lantai yang terdiri dari 44 unit hunian tipe 36. Adapun total anggaran pembangunannya senilai Rp 20,72 miliar. Balai P2P NT II pada tanggal 15 Maret 2021 yang lalu telah menandatangani kontrak dengan PT Bumi Permata Kendari sebagai Kontraktor Pelaksana pembangunan rusun senilai Rp 18,5 miliar dan PT Buana Rekayasa Adhigana sebagai Management Konstruksi senilai Rp 1.052 miliar. Selain itu juga dilaksanakan penandatanganan kontrak meubelair Rusun UNIO bersama CV. Melati pada 21 April 2021 senilai Rp 1.179 miliar. UNIO adalah paguyuban untuk para Imam Projo Yang Berkarya di Keuskupan Larantuka. Paguyuban tersebut dimaksudkan untuk menjalin persaudaraan dan bertumbuh-kembang bersama melalui aneka program penguatan kapasitas untuk mencapai “kematangan” dalam 7 aspek yakni insani/kepribadian, rohani/spiritual, moral, intelektual, pastoral, kepemimpinan, dan administrasi. Selain mendukung proses belajar mengajar, rusun juga memberikan edukasi bagi generasi muda mengenai tempat tinggal. Setelah menyelesaikan pendidikan, para pelajar kelak akan tinggal di area perkotaan dimana harga rumah sudah mahal dan memerlukan biaya hidup yang mahal juga. Pengalaman tinggal di rusun akan mempermudah para pelajar menyesuaikan diri sebelum memiliki tempat tinggal sendiri di kemudian hari. “Pembangunan rusun yang dilaksanakan Kementerian PUPR dilaksanakan secara merata untuk semua kalangan. Tak hanya untuk para santri di pondok pesantren saja tapi juga untuk keuskupan sehingga hasil pembangunan pemerintah bisa dirasakan oleh semua pihak,” ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid. Menurut Khalawi, pembangunan Rusun Keuskupan Larantuka ini merupakan salah satu wujud dukungan Kementerian PUPR untuk para Romo dalam perannya untuk membentuk generasi baru bangsa. Adapun penerima manfaat yakni para Imam Projo Yang Berkarya di Keuskupan Larantuka.
Baca Juga: Kementerian PUPR tawarkan 2 proyek ini ke badan usaha Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Nusa Tenggara II Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Yublina Dila Bunga menuturkan, dimulainya pelaksanaan pembangunan Rusun Keuskupan Larantuka ditandai dengan ground breaking. "Ground breaking oleh Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Nusa Tenggara II bersama Pemerintah Daerah Flores Timur dan penerima manfaat yakni para Imam Projo Yang Berkarya di Keuskupan Larantuka," kata Yublina Dila Bunga. Pelaksanaan Ground Breaking ditandai dengan penekanan sirine dan peletakan batu pertama oleh Kepala Balai P2P NT II Yublina Dila Bunga bersama Bupati Flores Timur Antonius Hubertus Gede Hadjon di lokasi pembangunan yang berada di Kelurahan Sarotari RT12/RW 06, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur beberapa waktu lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto