KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggandeng 43 bank untuk menyukseskan program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).

Kerjasama Kementerian PUPR dengan 43 bank ini diwujudkan dalam bentuk penandatangan dan adendum kerjasama operasional yang dilakukan, Selasa (14/8) di gedung utama Kementerian PUPR.

Sebanyak 43 bank yang digandeng dala penyaluran KPR FLPP ini terdiri dari 39 bank pelaksana dan empat bank operasional. Sehingga totalnya kementerian telah menggandeng 11 bank umum dan 32 bank daerah dalam program ini.

Sebanyak 39 bank pelaksana yang digandeng pemerintah dalam program KPR FLPP ini adalah Bank Artha Graha, BRI, BNI, Bank Mandiri, BTPN, Bank Sumut, Bank Riau Kepri, Bank Nagari, Bank Jambi, Bank Sumselbabel, Bank BJB, Bank DKI, Bank Jateng, Bank BPD DIY, Bank Jatim, Bank NTB.

Bank NTT, Bank Bali, Bank Kaltimtara, Bank Kalbar, Bank Kalsel, Bank Kalteng, Bank SulutGo, Bank Sulteng, Bank Sultra, Bank Sulselbar, Bank Papua, Bank BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Aceh, Bank Sumut Syariah, Bank Jambi Syariah, Bank Sumselbabel Syariah, Bank BJB Syariah, Bank Jateng Syariah, Bank Jatim Syariah, Bank Kaltara Syariah, Bank Kalsel Syariah dan Bank Sulselbar Syariah.

Selain itu untuk empat bank operasional adalah Bank BTN, Bank BTN Syariah, Bank KEB Hana dan BRI Agro.

"Untuk mengoptimalkan penyaluran KPR FLPP, Kementerian PUPR akan melakukan evaluasi terhadap kinerja bank pelaksana yang direncanakan pada awal Oktober 2018," kata Budi Hartono, Direktur Utama Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP), Selasa (14/8).

PPDPP merupakan satuan kerja yang bertanggungjawab langsung ke Kementerian PUPR. Evaluasi kinerja bank penyaluran KPR FLPP ini menggunakan data kuartal III-2018.

Nantinya kementerian akan melakukan evaluasi dan penyesuaian target jika bank pelaksanan tidak mencapai komitmen yang telah disepakati dalam perjanjian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi