KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mendorong Kementerian dan Lembaga (K/L) hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memanfaatkan Produk Dalam Negeri (PDN) dalam melakukan belanja produk dana jasa. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian PUPR, Mohammad Zainal Fatah mengatakan Kementerian PUPR mencatat telah merealisasikan pos belanja untuk produk lokal melebihi Rp 80,48 triliun. Anggaran merupakan wujud komitmen penuh terhadap program Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia (BBI). Alokasi anggaran yang digelontorkan tersebut, diambil dari total pagu anggaran Kementerian PUPR pada 2022 sekitar Rp100,5 triliun. "
Monitoring per 25 Mei 2022, angka itu sudah terlampaui," kata Zainal dalam keterangannya, Jumat (3/6).
Menurut Zainal, Kementerian PUPR merupakan salah satu kementerian yang memiliki anggaran besar untuk pembangunan infrastruktur. Realisasi alokasi anggaran yang diperuntukkan bagi produk lokal pada 2022 akan terus ditingkatkan agar dapat berdampak positif terhadap ketahanan perekonomian Indonesia.
Baca Juga: Waskita Beton (WSBP) Optimistis PKPU Segera Selesai, Manajemen Fokus Pulihkan Kinerja Belanja Kementerian dengan memanfaatkan produk lokal akan meningkatkan pergerakan ekonomi hingga kesejahteraan para pelaku usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Untuk mengoptimalkan penyerapan alokasi anggaran pelaku UMKM tersebut, lanjutnya, Kementerian PUPR pun akan melakukan pengawasan yang ketat. Ia mengatakan, Menteri PUPR setiap melakukan kunjungan kerja di lokasi pembangunan infrastruktur selalu mengecek terutama asal produksinya. Upaya ini tentunya mendapat apresiasi dari para pelaku industri dan UMKM di Tanah Air. Dari sektor konstruksi, khususnya di industri baja ringan, membanjirnya produk baja impor sempat menjadi salah satu kendala dalam tumbuh kembangnya industri baja di tanah air. Dengan adanya kebijakan pemanfaatan produk dalam negeri ini diharapkan, industri baja ringan di tanah air dapat bangkit kembali.
Vice Presiden PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group) Stephanus Koeswandi menegaskan, peluang ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pelaku usaha di tanah air. “Saat ini adalah masa peralihan dari pandemi ke endemi. Semua Negara sudah mulai menata kembali kehidupannya. Produsen-produsen baja dunia juga sudah mulai bangkit. Untuk itu, upaya pemerintah Indonesia dalam melindungi industri dalam negeri ini patut diapresiasi. Karena dengan peningkatan pemanfaatan produk dalam negeri, perekonomian bangsa akan kembali menggeliat,” terang Stephanus.
Baca Juga: Adhi Karya Yakin Target Kontrak Baru Tahun 2022 Terpenuhi Namun, sebagai salah satu produsen baja ringan terbesar di Indonesia yang memproduksi genting metal, Floor Deck hingga rumah instan Domus, Tatalogam Group sadar betul peluang ini juga harus diimbangi dengan tanggungjawab yang besar. Salah satunya terkait kualitas produk yang harus terus ditingkatkan. Menurutnya, Bangga Buatan Indonesia seharusnya bukan hanya untuk pengguna, tetapi harus dimaknai produsen sebagai sebuah tantangan dalam menciptakan produk yang lebih inovatif, berkualitas, dan berdaya saing tinggi. “Bagi kami, kebanggaan itu harus terus ditingkatkan lagi sehingga produk buatan Indonesia lebih inovatif, berkualitas serta berdaya saing tinggi. Contohnya untuk pasar lokal, kita mengacu pada SNI. Seperti kita ketahui bahwa baja ringan sudah banyak digunakan. Sayangnya masih ada juga kejadian gagal konstruksi. SNI wajib baja ringan dapat meminimalisir timbulnya kerugian materi bahkan kerugian nyawa. Kemudian untuk bersaing di mancanegara, kita juga harus meningkatkan standar sesuai Negara tujuan,” terang Stephanus. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi