Kementerian PUPR rehabilitasi bendung dan saluran irigasi bendung Gumbasa, Sulteng



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Ditjen Sumber Daya Air (SDA) tengah melakukan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bendung dan Saluran Irigasi di Daerah Irigasi (DI) Gumbasa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pasca bencana gempa bumi dan likuefaksi tahun 2018.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, irigasi akan segera berfungsi di kawasan hulu Gumbasa untuk mengairi lahan pertanian subur seluas 1.070 hektar. Total layanan Daerah Irigasi Gumbasa dari hulu hingga hilir adalah sekitar 8.180 hektar

Sementara, Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR di Sulteng Arie Setiadi Moerwanto mengatakan bahwa DI Gumbasa harus diprioritaskan dalam rangka pemulihan ekonomi lokal.

Baca Juga: Menteri PUPR berharap lelang dini dapat dilakukan mulai 4 November 2019.

"Masyarakat Sigi harus pulih dan meningkat penghidupannya, serta mengatakan sangat terbantu dengan irigasi tersebut," jelas Arie.

Direktur Irigasi dan Rawa, Ditjen SDA, Mochammad Mazid mengatakan DI Gumbasa yang dibangun pada tahun 1931 mulanya hanya berupa free intake dengan suplai air dari Sungai Gumbasa, kemudian oleh Departemen PU dibangun menjadi bendung permanen pada tahun 1976.

Oleh karena pemanfaatannya sudah cukup lama maka saat ini dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi yang terbagi dalam dua tahap. Tahap I berupa rehab bendung dan saluran untuk areal pertanian  seluas 1.070 Ha dari Intake sampai dengan BGKn 7.

Kegiatan rehab meliputi Perbaikan Intake, Gravel Trap, Sand Trap, Saluran Induk (7.168 m), Saluran Sekunder Ramba (996 m), Saluran Sekunder Kalawara (492,6 m), dan Saluran Sekunder Kalulu Lau (1.124,8 m), Saluran Pembuang Pandere (1.166 m), dan Saluran Pembuang Sibowi (1.500 m).

Baca Juga: Pemerintah menargetkan pembangunan jalan tol sepanjang 5.200 Km hingga 2024

Tahap II akan difokuskan pada pekerjaan pembangunan saluran irigasi untuk melayani sekitar 7.100 ha area pertanian potensial.

Pekerjaan tahap pertama menelan biaya Rp 152 miliar yang bersumber dari APBN dengan progres fisik sebesar 82% dan ditargetkan selesai pada Desember 2019.

Sedangkan untuk tahap II, akan dilakukan Perencanaan Desain Teknis melalui Program ESP Loan ADB pada Desember 2019 hingga Agustus 2020. Sedangkan konstruksinya akan di mulai pada Mei 2020 dan ditargetkan selesai pada November 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .