LEBAK. Kementerian Perhubungan diminta mengkaji ulang pembangunan bandar udara internasional di Kecamatan Curugbitung karena dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Kabupaten Lebak, Banten. "Pembangunan bandar udara itu cukup penting guna mendukung kawasan "Kota Kekerabatan Maja" yang ditunjuk pemerintah sebagai daerah pengembangan permukiman, pusat perdagangan, dan jasa," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak Wahab Rahmat di Lebak, Rabu (11/5). Selama ini, katanya, perizinan pembangunan bandara Curugbitung tidak dikeluarkan Menteri Perhubungan Ignatius Jonan dengan alasan kepadatan transportasi udara antara Bandara Soekarno-Hatta dan Sekolah Penerbangan Curug, Tangerang serta Bandar Pondok Cabe, Jakarta.
Namun, kepadatan jalur udara itu juga terjadi di beberapa negara Eropa namun tidak ada masalah. Karena itu, pemerintah daerah mendesak Kemenhub segera mengkaji ulang penolakan perizinan bandara tersebut. Keberadaan bandara internasional itu tentu berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat Kabupaten Lebak dan dipastikan akan lepas dari ketertinggalannya. Kabupaten Lebak hingga kini masih menyandang daerah tertinggal dengan pembangunan bandara itu diharapkan bisa sejajar dengan wilayah utara, seperti Tangerang. "Kami yakin Lebak akan lebih maju jika memiliki bandara itu." katanya. Menurut dia, kehadiran bandara itu secara langsung akan membangkitkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Kabupaten Lebak di berbagai sektor, di antaranya pariwisata dan produk-produk andalan daerah hasil komoditas peternakan, pertanian, perkebunan, dan pertambangan. Pembangunan bandara tersebut akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi tenaga lokal untuk menopang pertumbuhan bidang perdagangan, jasa, dan industri. Kehadiran bandara dapat mendatangkan sumbangan pendapatan asli daerah (PAD) cukup besar. Pembangunan bandara mmbuat terlayani akses transportasi darat dengan dioperasikan "double track" atau jalan ganda Commuter Line, jalan tol Serpong-Maja, dan jalan antarkabupaten. Pemerintah daerah mendorong pembangunan bandara internasional yang akan dilaksanakan PT Maja Raya Indah Semesta (MRIS) sebagai mitra Lion Grup. Ia mengharapkan pembangunan bandara di atas tanah 4.000 hektar di Kecamatan Curugbitung memperoleh kemudahan perizinan dari kemenhub. "Jika pembangunan bandara itu tidak direalisasikan tentu pemerintah daerah merugi karena tidak bisa mendatangkan investor," katanya. Ia mengatakan saat ini potensi kekayaan sumber daya alam (SDA) Kabupaten Lebak memiliki nilai jual dan bisa mendatangkan investor domestik maupun mancanegara. Namun, saat ini terkendala belum maksimalnya pembangunan infrastruktur sehingga banyak investor enggan menanamkan modalnya. Untuk itu, pembangunan bandara internasional di Kabupaten Lebak bisa menggerakkan ekonomi domestik hingga dunia. "Kami menyayangkan jika Kemhub itu belum menerbitkan izin bandara baru tersebut," katanya.
Sejumlah warga Kabupaten Lebak mengatakan mereka mendukung pembangunan bandara internasional di Kecamatan Curugbitung, karena dapat menyerap lapangan pekerjaan. Selain itu dapat menumbuhkan ekonomi rakyat dengan mendirikan usaha makanan, minuman dan sewa kontrakan rumah. "Kami minta Kemenhub memberikan kemudahan perizinan dengan adanya investor pembangunan bandar udara itu," kata Amin, tokoh masyarakat Kabupaten Lebak. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan