Kemhub fokus tuntaskan 11 proyek transportasi laut



JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemhub) saat ini tengah fokus menuntaskan pembangunan 11 proyek strategis nasional guna memperkuat sektor transportasi laut Indonesia. Kesebelas proyek strategis nasional yaitu Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan KEK Maloy, inland waterways di Cikarang, Pelabuhan Patimban, Pelabuhan Sorong, Pelabuhan Kalibaru, Pelabuhan Makassar New Port, Pelabuhan Palu, Terminal Kijing, dan Pelabuhan Kupang. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung tahap pertama akan dioperasikan pada Agustus 2017. Pada tahap berikutnya rencananya Kementerian Perhubungan akan melibatkan swasta asing untuk turut membangun dan mengelola pelabuhan ini. “Secara spesifik saya sampaikan Pelabuhan Kuala Tanjung akan beroperasi pada bulan Agustus di tahap pertama dan tahap kedua kita memang sedang bicara dengan Port of Rotterdam dan Dubai untuk turut membangun dan mengelola,” ujar Budi, Kamis (4/5). Keikutsertaan pihak asing, kata Budi telah sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk menjalin kerjasama dengan beberapa operator yang berkapasitas internasional, agar fungsi internasional HUB bisa lebih baik. Terkait Pelabuhan Bitung, Budi mengatakan bahwa saat ini sudah ada Kapal Ro-Ro rute Bitung - Davao yang diresmikan kemarin (30/4) oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Saat ini jadwal Ro-Ro tersebut 2 minggu sekali. Selanjutnya nanti Menhub minta agar menjadi reguler 1 (satu) minggu sekali. Menurut Budi, rute tersebut merupakan titik yang baik untuk menghubungkan wilayah ASEAN. Ke depan akan dihubungkan pula Indonesia dengan Malaysia, dan Thailand. Dia bilang, untuk muatan balik kapal Ro-Ro tersebut sudah disiapkan semen yang siap diekspor ke Filipina. Terkait dengan dwelling time, Menhub menyebut telah dapat mengurangi waktu di pelabuhan. Selain itu biaya pelayanan di beberapa pelabuhan juga sudah dapat ditekan.

“Dwelling time sudah 3 hari dan tadi Bapak Presiden minta agar menjadi 2 hari. Kita juga lakukan efisiensi biaya di sana. Contoh, di Samarinda, cost yang selama ini kontainer 180 ribu rupiah bisa kita tekan jadi 18 ribu. Dibanyak pelabuhan bisa kita terapkan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan