Kemhut pesimis target PNBP kehutanan akan tercapai



JAKARTA. Tidak hanya penerimaan sektor perpajakan saja yang seret, tahun ini penerimaan negara dari penerimaan negara bukan pajak alias PNBP sampai dengan pertengahan tahun ini juga masih seret.

Contohnya pada PNBP sektor kehutanan. Sampai dengan Mei 2014 kemarin jumlah pendapatan PNBP sektor kehutanan yang berhasil dikumpulkan baru mencapai sekitar 22% dari target penerimaan PNBP sektor kehutanan 2014 yang sebesar Rp 5,2 triliun.

Hadi Daryanto, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kehutanan mengatakan, melihat realisasi PNBP sampai Mei 2014 kemarin, kementeriannya pesimis target penerimaan PNBP kehutanan bisa mencapai target. Keraguan ini didasarkan pada lesunya penerimaan PNBP yang diterima dari dua sektor yang menjadi andalan penerimaan PNBP kehutanan, yakni dana reboisasi dan PNBP Provisi Sumber Daya Hutan.


Hadi mengatakan, penerimaan PNBP dari dana reboisasi sampai dengan Mei 2014 kemarin baru mencapai Rp 583 miliar atau 25,24% dari target. Sementara itu, realisasi penerimaan PNBP dari PSDH baru mencapai Rp 265 miliar atau 14 % dari target. "Yang paling besar saja masih kecil," katanya kepada KONTAN, pekan kemarin.

Selain itu Hadi mengatakan, seretnya penerimaan PNBP di Kementerian Kehutanan tahun ini kemungkinan besar juga masih akan datang dari perpanjangan moratorium ijin kehutanan dan lahan gambut yang dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2013 lalu.

Zulkifli Hasan, Menteri Kehutanan mengatakan, faktor kondisi ekonomi yang belakangan ini belum membaik juga turut mempengaruhi penerimaan PNBP sektor kehutanan. "Masih kecil memang, tapi realisasi PNBP kami di atas rata- rata nasional," katanya.

Meskipun tahun 2014 ini akan berat Kementerian Kehutanan tidak akan menyerah. Hadi bilang bahwa pihaknya akan memanfaatkan kenaikan tarif PNBP atas hutan, kebun, serta tambang yang dilakukan oleh pemerintah beberapa waktu lalu untuk menggenjot penerimaan PNBP sektor kehutanan.

Selain itu, pihaknya juga akan berusaha untuk meminimalisir terjadinya kebocoran penerimaan di sektor kehutanan. "Meskipun melakukan itu, sampai akhir tahun kemungkinan besar hanya bisa merealisasikannya Rp 2,3 triliun," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa