JAKARTA. Kementerian Kehutanan (Kemhut) menargetkan pengembangan Hutan Tanaman Industri (HTI) sebagai penghasil bio energi seluas seluas 400.000 hektare (ha) untuk membantu mengatasi krisis energi nasional. “Kami targetkan dalam lima tahun ke depan ada 50 perusahaan HTI yang bergerak memproduksi bioenergi dengan luas setidaknya 400.000 hektare,” kata Dirjen Bina Usaha Kehutanan Kementerian Kehutanan Bambang Hendroyono, Rabu (17/9). Berdasarkan kajian Badan Litbang Kehutanan, ada empat jenis tanaman cepat tumbuh yang potensial untuk dikembangkan pada HTI energi, yaitu nyamplung, bintaro, gmelina, dan kaliandra. Nyamplung dan bintaro dimanfatkan buahnya untuk menghasilkan minyak nabati penghasil bio solar. Sementara Gmelina dan Kaliandra bisa dimanfaatkan kayunya sebagai energi biomassa.
Kemhut tawarkan 400.000 ha hutan untuk bioenergi
JAKARTA. Kementerian Kehutanan (Kemhut) menargetkan pengembangan Hutan Tanaman Industri (HTI) sebagai penghasil bio energi seluas seluas 400.000 hektare (ha) untuk membantu mengatasi krisis energi nasional. “Kami targetkan dalam lima tahun ke depan ada 50 perusahaan HTI yang bergerak memproduksi bioenergi dengan luas setidaknya 400.000 hektare,” kata Dirjen Bina Usaha Kehutanan Kementerian Kehutanan Bambang Hendroyono, Rabu (17/9). Berdasarkan kajian Badan Litbang Kehutanan, ada empat jenis tanaman cepat tumbuh yang potensial untuk dikembangkan pada HTI energi, yaitu nyamplung, bintaro, gmelina, dan kaliandra. Nyamplung dan bintaro dimanfatkan buahnya untuk menghasilkan minyak nabati penghasil bio solar. Sementara Gmelina dan Kaliandra bisa dimanfaatkan kayunya sebagai energi biomassa.