KONTAN.CO.ID -PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) terus berupaya meningkatkan daya saing sektor agro industri nasional melalui program kemitraan. Salah satunya melalui program kemitraan dengan para petani tembakau yang dinamakan
Integrated Production System atau Sistem Produksi Terpadu. Untuk mengedukasi program tersebut, belum lama ini Sampoerna menggelar diskusi bertema “Kemitraan Kunci Menuju Pasokan Tembakau Berkelanjutan di Indonesia”. Dalam diskusi bersama media tersebut, pihak Sampoerna menyebut bahwa program kemitraan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tembakau di Indonesia. Dengan begitu, para petani diharapkan mendapatkan banyak manfaat dan keuntungan. Bakti Kurniawan, Leaf Agronomy Manager Sampoerna, menjelaskan, kemitraan Sampoerna dengan petani merupakan langkah perusahaan untuk membantu mengatasi masalah kekurangan pasokan tembakau di dalam negeri.
Program kemitraan memudahkan petani untuk menjual tembakaunya langsung ke pemasok sehingga dapat memperpendek rantai produksi. Tidak hanya itu. Melalui kemitraan, petani diperkenalkan teknologi sehingga budidaya tembakau lebih efektif dan efisien. “Kami memperkenalkan teknologi dan praktik terbaik di bidang pertanian. Misalnya, mulai dari teknik pembakaran dengan sistem rocket barn yang mampu menghemat konsumsi bahan bakar hingga 16% hingga alat aplikasi penghambat tunas yang mampu menghemat waktu pengerjaan hingga lebih dari 60%,” katanya. Siswanto, petani tembakau asal Dusun Bangkit, Kecamatan Eramoko, Kabupaten Wonogiri yang menjadi salah satu narasumber dalam diskusi tersebut, mengatakan, sebagai petani tembakau, ia merasakan banyak keuntungan setelah bergabung dalam program kemitraan yang dilaksanakan oleh Sampoerna melalui perusahaan pemasok tembakaunya. “Saya sudah bermitra dengan Sampoerna kurang lebih sekitar 4 tahun. Banyak sekali manfaat positif yang saya rasakan. Melalui kemitraan, proses penanaman tembakau hingga panen menjadi lebih baik,” ungkap Siswanto. Dampak positif Menurut Siswanto, sebelum Sampoerna membawa program kemitraan ke daerahnya, tembakau bukan menjadi komoditi sektor pertanian yang penting dan diandalkan. Tapi kini, tembakau menjadi salah satu komoditas yang mampu meningkatkan kesejahteraan petani. “Yang mendapatkan keuntungan disini bukan hanya petani tetapi masyarakat juga. Kami bisa merekrut tenaga kerja untuk membantu kegiatan petani tembakau,” imbuh dia. Siswanto menambahkan, program kemitraan memberikan ilmu dan pengetahuan bercocok tanam yang baik kepada para petani tembakau. Selain memberikan pendampingan untuk menghasilkan produksi tembakau yang berkualitas tinggi, Sampoerna melalui perusahaan pemasok tembakaunya juga menyerap seluruh hasil tembakau petani. Alhasil, kesejahteraan hidup petani turut meningkat.
Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Soeseno menyambut positif program kemitraan yang dijalankan oleh industri. “Program kemitraan membawa dampak positif bagi petani. Program ini bisa mempermudah akses petani kepada pasar dan ada jaminan petani tembakau terserap," tuturnya. Soeseno mengatakan, masih banyak petani yang mengolah lahan tembakaunya secara tradisional. Mereka belum mendapatkan wawasan dalam penerapan teknologi. Padahal, teknologi dan cara bertani yang tepat mampu meningkatkan produksi tembakau. Oleh karena itu, pendampingan dari perusahaan mitra dibutuhkan. Ia berharap, program kemitraan ini bisa diperluas sehingga semakin banyak petani tembakau yang bergabung. Program kemitraan ini pun sudah dijalankan di beberapa kota penghasil tembakau di Indonesia seperti di Jawa Timur yakni Madura, Jember, Bondowoso dan Lumajang serta wilayah sekitar Jawa Tengah yakni Rembang, Wonogiri, dan Purwodadi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan