Kemitraan bisnis takoyaki masih tetap kenyal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jajanan ala negeri Jepang seperti takoyaki, sempat memiliki daya tarik sendiri di pasar dalam negeri. Camilan berbentuk bulat, bercitarasa gurih dengan berbagai isian ini memang menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak penikmat kuliner.

Proses pembuatannya yang tergolong mudah dan modal usaha yang terjangkau, sehingga banyak orang tertarik menggarap peluang usaha ini. Bahkan beberapa di antara pelaku usaha tersebut menawarkan peluang kemitraan.

Seiring berjalannya waktu, bisnis camilan tersebut mendapat tantangan. Terutama dari produk jajanan kekinian yang makin marak saja. Faktor itu membuat jumlah gerai takoyaki dari para pebisnis mulai berkurang.


Review waralaba KONTAN kali ini akan mengulas perkembangan kemitraan bisnis takoyaki yang tiga tahun lalu sempat booming. Berikut ulasan lengkapnya.

- Takoyaki Yakinenak

Bisnis takoyaki besutan Nurhadi ini sudah berdiri sejak 2005, di Semarang, Jawa Tengah. Nurhadi mulai menawarkan kemitraan pada 2010.

Saat KONTAN mengulas kemitraan ini pada 2015, Takoyaki Yakinenak punya 12 gerai. Empat tahun berselang, gerai Takoyaki Yakinenak tinggal tiga gerai tersebar di Semarang dan Purwokerto. Dua gerai milik mitra dan satu gerai pusat di Semarang.

Takoyaki Yakinenak sempat punya 15 gerai mitra meskipun kini tinggal dua gerai mitra. Nurhadi menyebut, berkurangnya jumlah gerai mitra karena ia membebaskan mereka untuk membuat merek sendiri, pada saat kontrak kemitraan berakhir. "Ada kebahagiaan sendiri kalau mitra bisa mandiri," klaimnya kepada KONTAN, Kamis (18/4).

Sebagai gambaran, Nurhadi mematok paket kemitraan Takoyaki Yakinenak mulai dari Rp 5 juta sampai Rp 15 juta. Paket tersebut termasuk fasilitas gerobak, peralatan dan perlengkapan. Mitra bisa membeli bahan baku ke pihak pusat, yakni berupa tepung takoyaki dan ikan cakalang.

Laiknya bisnis pada umumnya, Takoyaki Yakinenak kerap menghadapi kendala. Seperti saat daya beli masyarakat sedang turun. Salah satu caranya menyiasati kondisi ini dengan berpromosi.

Cara lain, dengan mengelurkan menu baru. Saat ini Nurhadi sudah punya menu baru yaitu tako rasa ayam teriyaki.

Dengan inovasi, pihaknya bisa menjaga rata-rata pendapatan di gerai Takoyaki Yakinenak sekitar Rp 200.000 per hari atau minimal Rp 5 juta per bulan. Adapun harga menu di gerai Takoyaki Yakinenak berkisar Rp 10.000 hingga Rp 20.000 per porsi.

Dengan sistem bisnis yang dijalankan, Takoyaki Yakinenak menargetkan bisa menggandeng 10 mitra tahun ini.

- Daddys Takoyaki

Pemain lain di bisnis takoyaki adalah Fadli Azis. Ia mendirikan usaha ini sejak Juni 2013 di Cilandak Mal, Jakarta Selatan. Saat KONTAN mengulas kemitraan ini 2016 lalu, Daddys Takoyaki punya 15 gerai. Tiga gerai milik pusat dan 12 gerai milik mitra.

Kini, Daddys Takoyaki memiliki 20 gerai. ''Kami memperketat SOP (prosedur operasional standar). Kami putus kontrak Mitra yang tidak menerapkan SOP," kata Fadli.

Daddys Takoyaki sempat menghentikan tawaran kemitraan selama dua bulan untuk merapikan SOP supaya setiap gerai yang satu dengan yang lain punya layanan yang sama. Ia juga memperbaiki bisnis mitra. "Ada banyak perbaikan dan kami baru buka kemitraan lagi bulan lalu," katanya.

Langkah lain untuk memperbaiki bisnis, Daddys Takoyaki juga mengubah paket investasi. Jika semula paket hanya satu Rp 16 juta, kini ada tiga paket. Pertama, paket Japanese Mini Rp 14 juta; Kedua, Japanese Platinum Rp 20 juta; Ketiga, paket Japanese Premium Rp 97 juta.

Dengan modal ini, mitra diperkirakan bisa mengantongi omzet sekitar Rp 20 juta sampai Rp 40 juta saban bulan.

Setiap gerai menyajikan ragam menu takoyaki. Yakni gurita, takoyaki crab stick, takoyaki beef, dan takoyaki triple cheese. Ia juga membuat inovasi takoyaki dari ikan cakalang dengan campuran abon maupun jenis menu makanan lain ala Jepang.

Ia mengharapkan dengan perbaikan sistem manajemen dan operasional dari Daddys Takoyaki, bisa mengatasi kendala di bisnis kemitraan tersebut. Salah satunya meningkatkan tanggung jawab mitra dalam menjalankan bisnisnya.

Agar Daddys Takoyaki bisa terus berkembang, Fadli mengatakan tahun ini ingin fokus mengoptimalkan penjualan di setiap gerai, baik secara online maupun offline. Di samping itu, Dadddys Takoyaki juga aktif merilis inovasi produk secara rutin.

Dengan inovasi yang terus -menerus, Fadli menargetkan bisa mendirikan 35 gerai sampai 40 gerai aktif di beberapa wilayah. ''Untuk bulan ini, bakal ada tiga cabang yang opening di Universitas Taruma-negara, Giant Bekasi dan daerah Pasar Kamis Tangerang,'' tandasnya.

- Lucky Takoyaki

Bisnis takoyaki satu ini didirikan oleh Agnes Ismal dan Akbar Nugraha pada 2010 di Bandung Jawa Barat. Lucky Takoyaki menawarkan kemitraan setahun kemudian.

Saat diulas KONTAN April 2018, Lucky Takoyaki punya 105 gerai. Setahun berselang perkembangan bisnis ini cukup agresif. Kini Lucky Takoyaki punya 150 gerai.

Dari jumlah itu, 40 gerai merupakan milik pusat yang ada di Bandung dan sekitarnya. Sedangkan 110 gerai milik mitra tersebar di Jakarta, Bekasi, Depok, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Banjarmasin dan Purwokerto. "Gerai mitra bertambah sekitar 10 gerai dari tahun lalu. Gerai milik pribadi juga bertambah sekitar 17 gerai dari tahun lalu,'' kata Agnes Ismal.

Selain jumlah gerai yang terus bertambah, nilai investasi Lucky Takoyaki pun berubah. Tahun lalu, paket investasinya ada dua, yakni paket senilai Rp 3,5 juta dan Rp 10 juta.

Kini kemitraan ini hanya punya satu paket investasi, senilai Rp 6 juta. Dengan modal tersebut fasilitas yang didapatkan mitra berupa etalase motor, perlengkapan usaha lengkap, tabung gas, pelatihan karyawan, media promosi dan bahan baku awal.

Sedangkan dari sisi menu, ia menyediakan ragam varian saus takoyaki seperti original lucky sauce, extra hot sauce dan blackpepper sauce termasuk juga ragam isian.

Meski jumlah gerai bertambah, ia tidak menargetkan tambahan gerai pada tahun ini karena kerap terjadi keluar masuk karyawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon