Jus buah termasuk minuman favorit di Indonesia. Selain menyegarkan, jus buah juga mengandung nutrisi dan vitamin yang baik bagi tubuh.Di tengah tren gaya hidup sehat yang berkembang di masyarakat, peluang bisnis ini sebenarnya cukup menjanjikan. Sayangnya, pemain bisnis ini makin seabrek, termasuk pelbagai tawaran waralaba maupun kemitraan. Konsep usahanya juga hampir sama, yakni gerobak atau booth di pinggir jalan, maupun gerai jus di mal dan pusat belanja. Alhasil, persaingan ketat membuat bisnis minuman ini tidak sesegar dulu lagi. Terbukti dalam tinjauan KONTAN yang mengupas perkembangan usaha tiga kemitraan jus, ada satu yang stagnan dan satu lagi menutup tawaran kemitraan. Hanya satu yang bisnisnya berkembang.
Seperti apa persisnya perkembangan usaha mereka, berikut ulasannya: Smes Juice KONTAN pernah mengulas tawaran kemitraan Smes Juice pada Juli 2010. Usaha minuman jus yang kantor pusatnya di Joglo Raya, Jakarta Barat ini menjual aneka minuman jus buah, seperti jus alpukat, mangga, dan jambu. Kala itu, usaha yang berdiri tahun 2004 dan mulai menawarkan kemitraan pada tahun 2010 itu masih memiliki 10 mitra. Setahun berselang, jumlah mitranya bertambah menjadi 13 gerai yang sebagian besar ada di Jabodetabek. Namun sejak tahun 2011 sampai tahun 2012, jumlah mitra Smes Juice tidak tumbuh. Ada banyak kendala yang menghambat pertumbuhan bisnis ini. Tapi, persaingan yang ketat bukan satu-satunya kendala. Eddy Santoso, pemilik Smes Juice, bilang ada beberapa hal yang menghambat perkembangan usahanya. Salah satunya terkendala sewa tempat dan harga jus yang tidak imbang. Menurutnya, lokasi yang bagus untuk berjualan jus buah ada di mal, perkantoran, dan sekitar kampus. Namun, biaya sewa tempatnya mahal. Eddy menyiasati dengan membuka gerai di mal kelas dua yang harga sewa tempat masih terjangkau kantong pedagang jus. Harga gula yang sering naik dan tidak stabil juga menjadi kendala. Menurut Eddy, meskipun harga gula naik, sebisa mungkin mereka tidak menaikkan harga karena takut pelanggan lari. Alhasil, keuntungan pedagang menipis. Alih-alih naik, Eddy justru pernah menurunkan harga jual demi menjaga daya beli konsumen. Pada 2010, misalnya, ia membanderol harga jus Rp 12.000 per gelas. Namun tahun ini, harganya turun jadi Rp 5.000-Rp 9.000 per gelas. Harga tersebut tergantung tempat dan bahan baku. Bisnis Smes Juice juga stagnan karena sudah tidak gencar melakukan promosi. "Kami hanya berpromosi lewat website dan Facebook," kata Eddy. Selain menurunkan harga jual jus, Eddy juga mengubah biaya kemitraan. Pada 2010, ia menawarkan satu paket investasi sebesar Rp 30 juta. Namun tahun ini, ia menawarkan dua paket senilai Rp 15 juta dan Rp 30 juta. Calon mitra akan mendapatkan gerobak, peralatan lengkap membuat jus, paket promosi, dan bahan baku awal, termasuk pelatihan membuat jus bagi pegawai. Untuk investasi Rp 30 juta, mitra akan mendapatkan perlengkapan dua kali lipat dibandingkan paket Rp 15 juta. Eddy mengklaim, bisnisnya unggul karena memiliki manajemen usaha yang bagus. Super Juice Super Juice berdiri tahun 2009 di daerah Yogyakarta. KONTAN pernah membahas tawaran kemitraan Super Juice pada tahun 2011 lalu. Saat itu, Super Juice memiliki 35 gerai yang tersebar di Yogyakarta, Semarang, Magelang, dan Balikpapan. Namun, saat ini, Super Juice tidak lagi menawarkan kemitraan. Alfi, bagian pemasaran Super Juice mengatakan, sudah hampir setahun ini kemitraan Super Juice vakum. Alasannya, bisnis ini tengah melakukan perbaikan standar operasional prosedur (SOP). "Kami masih fokus membenahi sistem usaha ini dahulu sebelum berpikir untuk kembali membuka kemitraan atau tidak," kata Alfi. Sebelumnya, Super Juice menawarkan kemitraan dengan biaya investasi sebesar Rp 6 juta. Dari biaya ini, mitra mendapatkan gerobak, peralatan, bahan baku, produk, brosur, dan seragam karyawan. Mitra juga memperoleh peralatan membuat jus, seperti ice bucket, mini dispenser, pisau buah, plastik kemasan, dan gelas.Selain jus buah, Super Juice juga menjual milk shake dan sup buah yang dibanderol seharga Rp 5.000 per gelas. Dalam sehari, mitra bisa mengantongi pendapatan sekitar Rp 350.000, atau Rp 10,5 juta per bulan. Dengan asumsi, dalam sehari mitra bisa menjual 70 gelas jus segar, mitra bisa balik modal dalam waktu enam bulan. Super Juice memungut biaya royalty fee Rp 200.000 per bulan. Gerai Super Juice biasanya dibuka di lokasi yang berdekatan dengan sekolah, kampus, atau komplek perumahan. Hal ini bertujuan agar pembeli bisa dengan mudah menjangkau gerai-gerai Super Juice. Kaisar Fruit Juice Kaisar Fruit Juice (KFJ) berdiri sejak Mei 2007 di Jakarta, dan mulai menawarkan kemitraan pada akhir 2009. Saat ditulis KONTAN November tahun lalu, jumlah gerai milik mitra KFJ sudah mencapai 98 gerai. Saat ini, jumlah gerai tersebut telah bertambah menjadi 166 gerai. Dari jumlah itu, gerai milik sendiri hanya 15 dan sisanya milik mitra usaha. "Saya juga sering menjual gerai yang sudah berjalan ke mitra dengan sistem lelang," kata Rahman, pemilik KFJ. Menurut Rahman, gerai mitra tumbuh pesat di kawasan Kalimantan, Sulawesi, dan daerah Jawa Timur. Di Kalimantan dan Sulawesi, gerai KFJ sudah ada di Balikpapan, Pontianak, Samarinda, dan Makassar. Sementara di Jawa Timur, sebagian besar gerai berlokasi di Madura dan Surabaya. Rahman mengaku, mitranya bertambah karena rajin melakukan promosi di internet. "Kami menguatkan di online karena sekarang orang lebih banyak mencari informasi di internet," ujarnya. Selain memiliki website sendiri, Rahman juga beberapa kali memasang iklan berbayar di internet. Ia juga gencar menawarkan menu jus baru. Pada awal 2013, ia akan meluncurkan dua varian jus baru, yakni jus pedes yang memiliki kandungan ekstrak jahe dan jus madu. Mengenai paket investasi kemitraan, Rahman telah mengubah paket yang ditawarkan. Sebelumnya, ada empat jenis paket kemitraan yang bisa dipilih. Di antaranya, paket mini booth seharga Rp 7,5 juta, paket regular booth seharga Rp 9,5 juta, paket exclusive booth Rp 14,5 juta, dan paket super exclusive seharga Rp 25 juta. Namun, sejak pertengahan tahun ini, KFJ hanya menawarkan tiga paket. Yakni, paket gerobak dengan nilai investasi Rp 9,5 juta. Paket ini mengusung konsep outdoor dengan tampilan booth standar.
Selain booth, mitra mendapat perlengkapan membuat jus, kerja sama, pelatihan, dan bahan baku awal. Kedua, paket eksklusif seharga Rp 17,5 juta. Paket ini, menyasar lokasi indoor seperti food court di mal. "Tampilan dan bahan booth jauh lebih bagus," ujar Rahman. Bahan baku awal untuk mitra juga lebih banyak. Terakhir, paket kios seharga Rp 25 juta. Paket ini dibuat untuk mitra yang ingin membuka gerai jus berbentuk kios. Paket ini sudah termasuk perlengkapan kios, seperti meja dan kursi. Harga jual jus tak banyak berubah, masih berkisar Rp 6.000 - Rp 15.000 per cup. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri