KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menyampaikan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020. Fraksi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pun telah menyampaikan tanggapan terhadap kerangka ekonomi dan pokok kebijakan fiskal tersebut dalam Rapat Paripurna DPR ke-18 yang digelar hari ini, Selasa (28/5). Kendati mendapatkan sejumlah kritikan maupun masukan dari para fraksi DPR, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara mengaku senang dengan tangapan-tanggapan tersebut.
"Benang merah tanggapan fraksi tadi cukup membuat kami senang. Banyak sekali fraksi yang ternyata juga melihat pentingnya perekonomian dalam jangka menengah dan jangka panjang," kata Suahasil saat ditemui, Selasa (28/5). Dari apa yang di simaknya dalam rapat paripurna tersebut, Suahasil mengatakan, para fraksi memberikan tanggapan yang sejalan dengan visi pemerintah. Yaitu terkait upaya mendorong pertumbuhan ekonomi untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (
middle income trap), antisipasi perubahan kondisi perekonomian global ke depan, hingga visi Indonesia 2045. Menurut Suahasil, tanggapan fraksi DPR hari ini menjadi awal yang baik lantaran pemerintah memang ingin meletakkan RAPBN 2020 yang bersifat jangka pendek tersebut dalam kerangka kebijakan fiskal jangka panjang. Terkait rasio pajak (
tax ratio) yang pemerintah patok pada rentang 11,8% - 12,4%, misalnya, dinilai Suahasil mendapat dukungan dari fraksi lantaran hampir seluruhnya menyatakan pentingnya meningkatkan rasio pajak dengan melakukan intensifikasi. "Di sisi lain, kita juga sama-sama mengerti bahwa kenaikan
tax ratio tidak bisa tiba2 tahun depan melonjak, tapi sesuatu yang gradual karena kalau melonjak bukan sesuatu yang baik. Kita merasa mendapat dukungan (dari DPR) dengan itu," lanjut dia. Suahasil juga puas mendengarkan tanggapan fraksi DPR yang mendukung efisiensi belanja negara di tahun 2020. Meski ia mengaku, pemerintah masih akan tetap meramu secara lebih detail terkait pengalokasian belanja, mulai dari belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, dan belanja bantuan sosial. Sementara, terkait target pertumbuhan ekonomi yang menuai banyak keraguan dari fraksi, Suahasil mengatakan tak seluruhnya memberi tanggapan demikian. Toh, ia menjelaskan, bahwa masukan-masukan fraksi inilah yang akan menjadi basis bagi pemerintah untuk merancang proyeksi pertumbuhan ekonomi secara lebih tajam. "Malah tadi ada yang mengatakan proyeksinya kurang karena lebih rendah dari tahun lalu. Ada juga yang mengatakan terlalu optimistis. Untuk itu, nanti akan kami ramu. Kami akan memperhatikan pidato masukan dan tanggapan fraksi yang disampaikan kepada Kementerian Keuangan," ujar Suahasil. Suahasil sebelumnya mengatakan, pemerintah memastikan momentum pertumbuhan ekonomi tetap tinggi. Dari sisi fiskal, hal tersebut dilakukan dengan menerapkan kebijakan countercyclical untuk memastikan stimulus ekonomi memadai dan berdampak langsung pada aktivitas ekonomi masyarakat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan terus berupaya membuat kebijakan yang menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ke depan, serta menjaga daya beli masyarakat, sekaligus memastikan APBN tetap sehat. Sebelumnya, ia juga mengatakan bahwa target yang disampaikan pemerintah dalam kerangka ekonomi makro dan pokok kebijakan fiskal 2020 masih dalam rentang yang lebar. Target tersebut akan terus ditajamkan menuju titik yang paling rasional seiring dengan pembahasan yang bergulir di DPR ke depan. Adapun, Wakil Ketua DPR Agus Hermanto yang memimpin rapat paripurna penyampaian tanggapn fraksi DPR hari ini menyampaikan, tanggapan pemerintah atas penyampaian tanggapan fraksi soal KEM-PPKF RAPBN 2020 dijadwalkan dalam paripurna selanjutnya, yaitu pada 11 Juni 2019 mendatang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto