KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk meningkatkan daya tarik investor, Bank Indonesia (BI) berencana untuk reaktivasi penerbitan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tenor 9 dan 12 bulan. Namun demikian, hal ini bisa menimbulkan risiko bagi pasar Surat Berharga Negara (SBN). Direktur Strategi dan Portofolio Utang Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemkeu Scenaider Siahaan mengatakan bahwa sebelumnya belum tahu perihal rencana reaktivasi SBI ini. Ia mengatakan, sesungguhnya instrumen SBN lebih efisien ketimbang SBI untuk operasi moneter. “Saya juga belum paham tujuan penerbitan SBI ini. Operasi moneter BI bisa lebih efisien kalau pakai SBN saja daripada pakai SBI,” kata Scenaider kepada Kontan.co.id, Jumat (20/7).
Kemkeu belum paham tujuan reaktivasi SBI
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk meningkatkan daya tarik investor, Bank Indonesia (BI) berencana untuk reaktivasi penerbitan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tenor 9 dan 12 bulan. Namun demikian, hal ini bisa menimbulkan risiko bagi pasar Surat Berharga Negara (SBN). Direktur Strategi dan Portofolio Utang Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemkeu Scenaider Siahaan mengatakan bahwa sebelumnya belum tahu perihal rencana reaktivasi SBI ini. Ia mengatakan, sesungguhnya instrumen SBN lebih efisien ketimbang SBI untuk operasi moneter. “Saya juga belum paham tujuan penerbitan SBI ini. Operasi moneter BI bisa lebih efisien kalau pakai SBN saja daripada pakai SBI,” kata Scenaider kepada Kontan.co.id, Jumat (20/7).