Kemkeu: Revisi pertumbuhan ekonomi masih wajar



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) merevisi target pertumbuhan ekonomi ke level 5,5%-5,8% akibat permintaan ekspor dan konsumsi masyarakat tidak sebesar prakiraan sebelumnya. Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menilai angka tersebut dalam batas wajar. "Masih rasional, tapi upaya kita mendorong perekonomian tahun ini juga harus diperhatikan," ujarnya di Kementerian Keuangan, Jumat (14/3).

Bambang optimistis masih bisa meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 6% dengan cara mennggenjot investasi untuk mengantisipasi lambatnya laju konsumsi dan ekspor. Wamenkeu menilai revisi target tersebut tak membawa perubahan signifikan pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), mengingat ada faktor lain yang lebih mempengaruhi APBN seperti harga minyak, lifting, dan kurs.Soal rilis Fitch Rating yang menyebut angka 5,7% masih terlalu tinggi karena defisit current account masih besar, Bambang enggan berkomentar banyak. "Tahun lalu IMF bilang pertumbuhan cuma 5,3%, ternyata kan 5,8%. Jadi kita lihat saja perkembangannya," pungkasnya.Lebih lanjut, Bambang menampik jika target pertumbuhan ekonomi dipatok terlalu tinggi dapat membuat defisit neraca transaksi berjalan makin menganga. Menurut dia, defisit bisa diatasi dengan mengatur dan memperkuat ekspor. Ia mencontohkan soal mandatori biodiesel tanpa mengurangi volume bensin dan solar, namun current account tetapi bisa ditahan. Intinya, Kemkeu mendorong pencegahan upaya impor yang berlebihan dari luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Sanny Cicilia