Kemnaker klarifikasi Chevron, Ford soal PHK



JAKARTA. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah memanggil sejumlah perusahaan yang mengalami masalah dan berencana akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap pekerjanya. Kepada sejumlah perusahaan tersebut, dijelaskan sejatinya pemerintah tak menghendaki adanya PHK dan menyarankan agar dilakukan langkah-langkah efisiensi untuk menyelamatkan para pekerja.

“Kita langsung melakukan klarifikasi terhadap perusahaan-perusahaan yang berencana melakukan PHK. Kita terus berupaya semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya PHK terhadap para pekerja,” Kata Direktur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) Kemnaker Sahat Sinurat, dalam siaran persnya, Rabu (10/2).

Sahat mengungkapkan, untuk menangani masalah ini, Kemnaker telah menurunkan tim khusus untuk melakukan klarifikasi dan verifikasi terhadap sejumlah perusahaan diantaranya adalah PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), PT Panasonic, PT Toshiba dan Ford.


Menurut Sahat saat diminta klarifikasi, PT CPI menyatakan melakukan efisiensi karena harga minyak dunia mengalami penurunan. Efisiensi dilakukan dengan pengurangan tenaga kerja asing (TKA), tak merekrut lagi TKA, kontrak kerja tak diperpanjang. Namun langkah efisiensi tersebut, belum bisa membuat PT CPI mampu bertahan.

Akhirnya perusahaan kembali melakukan efisiensi terhadap karyawan dengan melakukan program penawaran pengunduran diri secara sukarela.

Rencananya yang akan memperoleh PHK sebanyak 25% dari jumlah tenaga kerja sekitar 1.700 orang. “Itu pengusaha bukan mem-PHK, tapi pekerja yang mengambil mengundurkan diri karena ada penawaran menarik berupa skema yang ditawarkan perusahaan, “ kata Sahat.

Terkait hal tersebut, Sahat mengatakan Kemnaker meminta manajemen Chevron dengan Kementerian ESDM agar menyelesaikan secara musyawarah atau perundingan secara mufakat. “Jadi Kemnaker dan Kementerian ESDM telah meminta agar Chevron menyelesaikan masalah secara musyawarah mufakat, “ kata Sahat

Sementara menyinggung Ford Motor Indonesia yang akan melakukan PHK, Sahat mengaku pihaknya sudah melakukan kordinasi terhadap pihak Ford, untuk mengetahui apa persoalannya seraya meyakinkan agar menyelesaikan masalah secara mufakat.

“Jadi diakibatkan turunnya penjualan mobil. Yang dihentikan impor, penjualan, penutupan dealer mobilnya. Karyawan Ford di Indonesia cuma 35 orang jumlah tenaga kerja. Yang banyak karyawan dealernya, “ ujarnya.

Sedangkan menyangkut PT Toshiba akan melakukan PHK karena adanya pergantian kepemilikan sehingga melakukan efisiensi 360 orang.

“Bagaimana prosesnya, kami menyarankan agar musyawarah mufakat. Saat ini tengah dilakukan perundingan secara bipartit dengan serikat pekerja, “ katanya.

Sementara hasil klarifikasi PT Panasonic ternyata terjadi merger menjadi PT Panasonic Gobel, Sahat mengatakan bukan menutup perusahaan atau pindah dari Indonesia. Tapi mengurangi pabrik dengan jumlah karyawan yang berjumlah 480 orang.

Namun kepada karyawan tersebut ditawarkan pindah ke Ungaran (Jateng), Pasuruan (Jatim) dan Cileungsi (Jabar). “Kepada pekerja yang tak mau pindah, diberikan paket kompensasi pesangon yang menarik. Yang bersedia pindah, diberikan pilihan ke tiga kota itu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia