KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pariwisata menargetkan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mampu memberikan kontribusi wisata perbatasan. Untuk itu Kempar mendorong atraksi di Atambua. Provinsi NTT tahun ini memang ditargetkan sebagai penyumbang wisatawan mancanegara (wisman)
crossborder area kedua setelah Kepulauan Riau (Kepri). NTT ditargetkan menyumbang wisman sebesar 1,63 juta orang pada 2018, satu tingkat lebih kecil dibawah Kepri yang tahun ini ditargetkan menyumbang wisman sebesar 2,18 juta orang. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, wisman Timor Leste pada periode Januari hingga Juli 2018 sudah mencapai 1 juta orang.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan pariwisata perbatasan atau
border tourism jumlahnya sangat besar di dunia, contohnya negara-negara di Eropa yang jumlah kunjungan wisatawannya besar karena ditunjang dengan
border tourism. Karena itu Kempar terus mengembangkan pariwisata perbatasan yang saat ini baru memberikan kontribusi sebesar 18% di Indonesia. Khusus di Atambua, Arief melihat dengan adanya PLBN Motoain yang begitu baik, maka faktor aksesibilitas sudah tidak ada kendala. Yang perlu didorong adalah menghadirkan atraksi agar dapat menarik minat besar wisatawan, khususnya wisatawan dari Timor Leste. Salah satu atraksi yang bisa dibuat adalah menawarkan wisata belanja kepada wisatawan dari Timor Leste dengan barang-barang yang lebih lengkap atau juga lebih murah dari yang ada di Timor Leste. "Jika disini lebih lengkap, maka orang Timor Leste akan selalu belanja disini. Saya yakin disini juga bisa jadi atraksi wisata untuk akhir pekan. Tidak hanya dari Timor Leste tapi juga dari Belu. Semakin banyak
crowd yang datang dari dua negara maka akan semakin bagus. Jadikanlah pasar itu hidup disini, dan itu akan menjadi daya tarik tersendiri untuk tetangga sebelah," ujarnya dalam keterangan persnya, Kamis (4/10).
Ia juga mendorong agar
event-event besar digelar di Atambua untuk bisa menarik kunjungan wisman, mulai dari event musik, budaya, ataupun event-event yang memaksimalkan potensi sumber daya alam atau keindahan alam yang ada di Atambua, dan NTT pada umumnya. Arief bilang tidak terlalu khawatir untuk amenitas. Menurutnya dengan konsep Nomadic Tourism yang terus digalakkan Kempar, maka hal-hal penting dalam menjaring wisatawan sudah dapat teratasi. "Yang paling bagus adalah nomadic tourism. Nomor satu adalah karavan, kedua kemah. Pilihlah spot-spot terindah di Belu untuk menjadi lokasi. Atau juga
homepod. Intinya adalah buat amenitas yang mudah untuk berpindah-pindah dan tidak harus mahal. Silakan buat dan nanti akan kita undang investor untuk mengembangkan
nomadic tourism di sini," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi