Kemperin dorong pengembangan bio ester demi pacu industri CPO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri minyak kelapa sawit (CPO) nasional terus berupaya meningkatkan nilai tambah produknya dengan memperhatikan aspek yang ramah lingkungan. Karenanya, peran riset dan teknologi menjadi sangat penting dalam pengembangan inovasi produk industri.

“Saat ini, tengah dikembangkan bio ester, produk turunan dari CPO yang memiliki nilai tambah cukup tinggi,” kata Ngakan Timur Antara, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian dalam keterangan pers, Senin (19/3).

Ngakan menjelaskan bio ester ini bisa dimanfaatkan lagi untuk penggunaan di berbagai produk manufaktur lainnya, seperti industri farmasi, kosmetik, makanan, pertanian, perikanan, minyak dan gas, pertahanan, produk konsumen rumahan sampai pelumas industri.


“Kami yakin produk ini lebih bernilai tambah tinggi, karena nilai tambah produk turunan sawit seperti produk kosmetik dapat mencapai enam kali lipat jika dibandingkan dengan CPO,” ungkap Ngakan.

Salah satu perusahaan di Indonesia yang telah berhasil menciptakan produk bio ester adalah eBio Advanced Technology (eBio), perusahaan asal Jerman yang bekerjasama dengan PT. Servotech sebagai mitra lokalnya. eBio merupakan perusahaan pemegang lisensi untuk teknologi eBio yang ditemukan dan dipatenkan Fraunhofer IVV, sebuah lembaga riset rekayasa proses dan kemasan di bawah Fraunhofer-Gesellschaft yang berbasis di Jerman. 

Ngakan mengapresiasi eBio atas komitmen untuk melakukan investasi di bidang pengembangan produk yang sarat akan inovasi teknologi. Perusahan tersebut melalui proses riset telah berhasil mengembangkan produk, antara lain bio-degradable berkualitas tinggi serta ramah lingkungan, di tambah dengan harga produk yang sangat kompetitif dibandingkan dengan produk sejenis di pasar.

Ngakan berharap, selain untuk memenuhi pasar dalam negeri, produk bio ester ditargetkan bisa mendongkrak nilai ekspor produk turunan CPO. Pada tahun 2017, nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 31,05 juta ton atau naik 23% dibandingkan tahun 2016 yaitu mencapai 25,11 juta ton.

Group Chairman eBio, Toshi Nakajima bilang, pihaknya ingin bio ester menjadi produk revolusioner yang dapat menggantikan minyak berbasis mineral dan minyak sintetis. “Kami masih berfokus pada strategi pemasaran untuk mendapatkan kepercayaan dari pelaku industri besar, termasuk instansi litbang serta pemerintah,” terangnya.

Dalam memproduksi bio ester, saat ini pabrik eBio masih memiliki satu lini produksi. “Jika sudah full berproduksi, perkiraan produk yang dihasilkan adalah sekitar 15 ton per hari per lini produksi,” kata Nakajima dalam keterangan pers, Senin (19/3).

Ke depan, eBio terus menjajaki potensi kerja sama dengan beberapa klien untuk menghasilkan bio ester berkualitas tinggi di Indonesia. “Begitu semuanya selesai, kami akan menambah 10-15 lini produksi lagi di Batam, mudah-mudahan bisa dalam waktu dua tahun ini," ungkap Nakajima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi