KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian terus memacu program hilirisasi di sektor industri minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) guna mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Program peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri tersebut, telah menghasilkan kinerja lumayan yang terlihat dari indikator rasio ekspor produk hulu dengan produk hilir yang semula 60%:40% pada tahun 2010, bergeser menjadi 22%:78% di 2017. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, industri pengolahan sawit selama ini mampu berkontribusi signifikan bagi Indonesia karena sebagai produsen dan eksportir terbesar dunia. Kemperin mencatat, komoditas kelapa sawit, CPO dan produk turunannya menjadi pemasok utama terhadap kinerja ekspor nasional dengan nilai sebesar US$ 22,97 miliar pada tahun 2017 (tidak termasuk oleochemical dan biodiesel). Pencapaian ini membuat Indonesia dapat menguasai 52% pasar ekspor minyak sawit di dunia.
Kemperin: Efek hilirisasi industri, 78% ekspor CPO bernilai tambah tinggi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian terus memacu program hilirisasi di sektor industri minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) guna mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Program peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri tersebut, telah menghasilkan kinerja lumayan yang terlihat dari indikator rasio ekspor produk hulu dengan produk hilir yang semula 60%:40% pada tahun 2010, bergeser menjadi 22%:78% di 2017. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, industri pengolahan sawit selama ini mampu berkontribusi signifikan bagi Indonesia karena sebagai produsen dan eksportir terbesar dunia. Kemperin mencatat, komoditas kelapa sawit, CPO dan produk turunannya menjadi pemasok utama terhadap kinerja ekspor nasional dengan nilai sebesar US$ 22,97 miliar pada tahun 2017 (tidak termasuk oleochemical dan biodiesel). Pencapaian ini membuat Indonesia dapat menguasai 52% pasar ekspor minyak sawit di dunia.