Kemperin libatkan pesantren dalam kegiatan industri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto siap melibatkan kalangan pesantren agar dapat menyongsong era revolusi industri 4.0 lewat program Santripreneur. Lewat program ini, para santri di seluruh Indonesia akan dilibatkan dalam pelatihan industri berbasis ekonomi digital.

"Nanti yang kami dorong terus adalah program Santripreneur dan digitalisasi ekonomi ke pesantren-pesantren," ujar Airlangga dalam keterangan resmi yang diperoleh Kontan.co.id, Selasa (17/4). 

Airlangga juga menuturkan, pondok pesantren memiliki peran penting untuk mewujudkan kemandirian industri nasional.


Langkah strategis dalam pelaksanaan program Santripreneur berbasis pada business process outsourcing (BPO), joint operation, dan capacity building. Program Santripreneur ini juga bekerjasama dengan pelaku industri dan perbankan.

“Program Santripreneur ini, diproyeksikan bisa mendorong Industri Kecil Menengah (IKM) di dalam negeri. Sektor IKM ini dominan dalam populasi industri di Indonesia," papar Airlangga. 

Apalagi, IKM turut mendorong visi pemerintah menciptakan pemerataan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Saat ini, jumlah IKM nasional tumbuh sangat cepat. Pada tahun, 2016, pertumbuhannya mencapai 165.983 unit usaha, atau meningkat 4,5% dibandingkan tahun 2015. Pada 2017, jumlah IKM ditargetkan mencapai 182.000 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 400.000 orang.

Dengan berbagai program strategis tersebut, Kemperin akan mendorong penumbuhan wirausaha baru sebanyak 5.000 unit dan pengembangan 1.200 sentra IKM pada 2017. Kemudian pada 2019, ditargetkan akan mencapai 20.000 wirausaha baru.

Tak hanya itu, IKM  juga terus meningkatkan nilai tambah di dalam negeri yang cukup signifikan setiap tahunnya. Hal tersebut, terlihat dari capaian pada 2016 sebesar Rp 520 triliun atau meningkat 18,3% dibandingkan pada 2015.  Nilai tambah IKM pada 2014 tahun sekitar Rp373 triliun menjadi Rp 439 triliun pada 2015 atau naik 17,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi