KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia ditargetkan menjadi negara ekonomi terkuat ketujuh di dunia pada tahun 2030. Salah satunya diharapkan melalui kontribusi dari sektor industri digital. Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto menjelaskan, terkait peluang di era ekonomi digital saat ini, Kementerian Perindustrian (Kemperin) melihat adanya potensi besar yang bisa dikembangkan di lingkungan pondok pesantren. Untuk itu, diluncurkan program Santripreneur yang bertujuan menumbuhkan wirausaha industri baru serta pengembangan industri kecil dan menengah (IKM). "Seluruh sumber daya termasuk para santri ini harus dilatih semaksimal mungkin agar sasaran-sasaran tersebut bisa tercapai," ujar Menperin dalam rilis, Minggu (21/1).
Berdasarkan data Kementerian Agama tahun 2014-2015, jumlah pondok pesantren di Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi diperkirakan 28.961 pondok pesantren dengan total santri lebih dari 4 juta orang. Dalam implementasi program Santripreneur, Kemperin memiliki dua pendekatan, yaitu model Santri Berindustri dan Santri Berkreasi. Santri Berindustri merupakan upaya pengembangan unit industri yang telah dimiliki oleh pondok pesantren maupun penumbuhan unit industri baru yang potensial. Langkah ini diharapkan mendorong unit industri tersebut menjadi tempat magang para sumber daya manusia di lingkungan pesantren. Sedangkan, model Santri Berkreasi merupakan program kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam pengembangan potensi kreatif para santri maupun alumni yang terpilih dari beberapa pondok pesantren untuk menjadi profesional di bidang seni visual, animasi dan multimedia sesuai standar industri saat ini. Pelatihan animasi diselenggarakan di Bali Industri Creative Center (BCIC) bekerja sama dengan Asosiasi Industri Animasi dan Konten Indonesia (AINAKI). Kementerian Perindustrian menargetkan 18 pondok pesantren yang akan menjadi percontohan dalam pelaksanaan program Santripreneur pada tahun 2018. Pondok pesantren tersebut meliputi delapan di wilayah Jawa Barat, lima di Jawa Tengah, dan lima di Jawa Timur. Sebelumnya, Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemperin Gati Wibawaningsih menyampaikan, pilot project Santripreneur pada tahun 2017 telah dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur, yakni Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan dan Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.
“Kegiatan yang telah dilaksanakan di Pondok Pesantren Sunan Drajat meliputi bimbingan teknis serta bantuan mesin dan peralatan untuk pengolahan ikan, pembuatan alas kaki, perakitan lampu LED, pembuatan kecap, produksi garam serta peningkatan kapasitas manajemen SDM," ungkap Gati. Kemperin juga mendorong lingkungan pondok pesantren memanfaatkan perkembangan teknologi digital saat ini, salah satunya melalui penggunaan financial technology (fintech). Upaya ini diharapkan mampu menumbuhkan semangat santri untuk berwirausaha atau santripreneur terutama dalam skala IKM. Pengembangan fintech terlaksana atas kerja sama Kemerin dengan PT Data Aksara Matra sebagai penyedia aplikasi teknologi dan Bank BTN divisi syariah selaku penyedia layanan jasa perbankan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati