Kemprin dan Schneider Electric teken kerja sama untuk pengembangan industri 4.0



KONTAN.CO.ID - BATAM. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dengan PT Schneider Electric Manufacturing Batam (SEMB) menandatangani Nota Kesepahaman terkait pengembangan dan penerapan Industri 4.0. Tujuannya untuk mengembangkan, meningkatkan keterampilan dan optimalisasi penggunaan teknologi industri 4.0 oleh pelaku industri di Indonesia.

Penandatanganan Nota Kesepahaman itu dilakukan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara serta Vice President PT SEMB Gabriel De Tissot, dengan disaksikan langsung Menprin dan Senior Vice President of Global Supply Chain for Schneider Electric in East Asia Japan Pacific, Jim Tobojka.

Kementerian Perindustrian sedang melakukan pemilihan terhadap perusahaan-perusahaan yang juara di sektornya terutama dalam kesiapan menerapkan teknologi industri 4.0. Hal ini merupakan salah satu tahap implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.


Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menyampaikan kolaborasi dengan Schneider Electric merupakan bagian dari penguatan kebijakan Kemenperin dalam mempercepat pengimplementasian revolusi industri 4.0 di industri manufaktur yang memiliki peranan sangat penting dalam pencapaian visi Indonesia untuk mejadi 10 ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030.

Oleh karena itu, PT SEMB ditunjuk sebagai salah satu rujukan karena memiliki banyak pengalaman dan kompetensi dalam mendirikan fasilitas smart factory serta journey transformasi digital.

"Dengan adanya lighthouse berupa Smart Factory di Batam akan memberikan gambaran lebih riil kepada para pelaku industri di Indonesia mengenai proses perjalanan transformasi digital industri dan manfaatnya bagi bisnis," kata Airlangga, Jumat (16/11).

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara mnyampaikan, selama tiga tahun masa Nota Kesepahaman, PT SEMB akan menjadi mitra kerja Kemenperin dalam melaksanakan pelatihan dan pendampingan bagi para pelaku industri. Selain itu, menjadikan pabrik di Batam sebagai percontohan bagi pelaku industri lain di Indonesia yang ingin belajar dan menyaksikan secara langsung penerapan otomasi.

“Kami juga akan melaksanakan program pelatihan dan pendampingan untuk Manajer Transformasi Industri 4.0. Mereka ini akan melatih para peserta selama satu minggu terkait berbagai aspek dalam transformasi digital yang nantinya para peserta akan menerima sertifikasi kompetensi atau kelayakan dalam penerapan industri 4.0,” papar Ngakan.

Sementara, Gabriel De Tissot, Vice President PT Schneider Electric Manufacturing Batam menyampaikan, Schneider Electric secara Global telah banyak berbagi pengetahuan dan praktek terbaik akan penerapan teknologi smart manufacturing dengan industri lain melalui EcoStruxure™ yang ditawarkan. World Economic Forum pada September 2018 yang lalu memberikan pengakuan kepada dua pabrik Schneider Electric di Perancis dan China sebagai proyek percontohan revolusi industri 4.0.

Menurutnya transformasi digital yang dihadirkan di seluruh pabriknya di Batam menggunakan solusi EcoStruxure™ dan aplikasi Industri 4.0 lainnya yang memungkinkan pemantauan kinerja operasi kami di setiap bagiannya.

"Operator, teknisi, insinyur, semuanya dapat memantau kinerja mesin, melakukan tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadinya gangguan, pemenuhan terhadap standar pengendalian kualitas proses, process drifts, pengelolaan energi dan berbagai aktivitas lain yang dapat ditemukan di semua manufacturing shop floor," kata Gabriel (16/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .