Kemtan akhirnya buka keran impor jagung



JAKARTA. Klaim Kementerian Pertanian (Kemtan) kalau produksi jagung dalam negeri sudah dapat memenuhi kebutuhan pakan ternak tampaknya sulit dipertanggungjawabkan. Pasalnya, Kemtan telah mengeluarkan rekomendasi impor jagung sebesar 200.000 ton untuk stok jagung nasional dan untuk kebutuhan pakan ternak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Rekomendasi impor tersebut ternyata sudah dikantongi Perum Bulog sebagai pelaksana impor.

Direktur Pakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kemtan Nasrullah tidak membantah adanya surat rekomendasi impor jagung yang dikeluarkan Kemtan kepada Perum Bulog. Namun ia berdalih, impor tersebut hanya untuk jaga-jaga bila terjadi kelangkaan jagung di pasaran. Nasrullah memastikan kalau jagung yang akan diimpor itu hanya diperuntukan untuk peternak rakyat dan bukan untuk industri.


"Itu hanya untuk stok cadangan nasional dan peruntukan untuk peternak rakyat UMKM," ujar Nasrullah kepada KONTAN, Minggu (9/10).

Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu membenarkan pihaknya telah mengantongi rekomendasi impor jagung sebesar 200.000 ton tersebut. Namun sampai sekarang Bulog belum bisa melakukan tindakan impor karena belum mengantongi Surat Persetujuan Impor (SPI) dari Kementerian Perdagangan (Kemdag). "Belum keluar SPI nya," ujarnya.

Namun sayang, Wahyu enggan menjelaskan pihaknya akan mengimpor jagung dari negara mana untuk memenuhi kebutuhan stok jagung nasional. Namun dari pengalaman sebelumnya, Bulog sempat mengimpor jagung dari Amerika Serikat, Ukraina dan Spanyol. Sejauh ini, Bulog menjual jagung seharga rata-rata Rp 3.700 - Rp 3.800 per kilogram (kg) di pasaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia