Kemtan: Banjir di beberapa kawasan tak pengaruhi panen padi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingginya curah hujan yang terjadi dalam pekan ini di Sulawesi Selatan dan Banten menyebabkan banjir di beberapa lahan tanam padi. Namun Kementerian Pertanian (Kemtan) mengklaim bila kejadian tersebut tidak berpengaruh terhadap produksi padi nasional.

"Tidak terganggu. Panen (padi) kita tetap jalan terus," kata Direktur Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian (Kemtan) Agung Hendriadi kepada Kontan.co.id, Kamis (24/1).

Agung menyebut bahwa banjir tidak mengganggu panen bulan Maret 2019. Target produksi beras Maret 2019 adalah 7,5 juta ton. Panen bulan Maret adalah hasil dari tanam padi akhir Desember 2018 dan Januari 2019.


Banjir di Sulawesi Selatan, sejauh ini Kemtan belum menerima laporan adanya puso atau gagal panen. Ia pun meyakini bahwa jumlah lahan yang terendam banjir sangat kecil dan tak berpengaruh pada produksi beras 2019.

"Berapa sih luapan tanaman yang kena banjir ? Saya juga belum ada data luasannya. Dan belum ada yang menyatakan gagal panen. Kalau ada yang gagal panen itu ada asuransi dan nanti dia tanam kembali," ujarnya.

Sementara, Kadis Ketahanan Pangan Provinsi Sulawasi Selatan Hj Fitriani ada beberapa kawasan yang terendam banjir. Namun sepanjang banjir tidak sampai sepekan maka varietas pada akan bertahan.

"Kalau sudah satu minggu baru bisa dikatakan puso (gagal panen). Kalau seminggu akarnya sudah membusuk dan itu pasti puso. Tapi tergantung dari ketahanan varietas padi," ungkapnya kepada Kontan.co.id.

Ia menyebut bahwa sebagian kawasan yang terendam banjir tinggi adalah kawasan perbatasan dengan laut seperti Gowa dan Maros. Namun karena banjir hanya menggenangi selama dua hari maka tak dapat disimpulkan terjadi puso.

Panen padi bulan Maret 2019 di Sulawesi Selatan diprediksi rata-rata 1,15 juta ton dengan luasan 230.000 ha. "Perkiraan panen saya sampai dengan Maret 2019 di luasan 230.000 ha dikalikan produktivitas panen per ha 5 ton. Panen Maret berarti tanam di Januari 2019," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .