JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) mencatat salah satu penyebab harga daging dan telur ayam turun akibat kelebihan produksi. Surplus itu semakin diperparah tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap daging dan telur ayam yang masih rendah.Untuk daging ayam, Kemtan mencatata rata-rata konsumsi sebesar 10 kilogram (kg) per kapita per tahun. Sedagnakan konsumsi telur sekitar 6,3 kg per kapita per tahun. Karena itu, promosi untuk meningkatkan konsumsi daging dan telur ayam sebagai pengganti protein perlu dilakukan.Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, I.Ketut Diarmita mengatakan, pelaku usaha di industri perunggasan atau integrator harusnya gencar melakukan promosi agar masyarakat gemar makan daging dan telur ayam. Tujuannya adalah untuk meningkatkan permintaan terhadap daging dan telur ayam dalam rangka peningkatkan gizi mayarakat.
Kemtan: Harga ayam turun karena konsumsi rendah
JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) mencatat salah satu penyebab harga daging dan telur ayam turun akibat kelebihan produksi. Surplus itu semakin diperparah tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap daging dan telur ayam yang masih rendah.Untuk daging ayam, Kemtan mencatata rata-rata konsumsi sebesar 10 kilogram (kg) per kapita per tahun. Sedagnakan konsumsi telur sekitar 6,3 kg per kapita per tahun. Karena itu, promosi untuk meningkatkan konsumsi daging dan telur ayam sebagai pengganti protein perlu dilakukan.Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, I.Ketut Diarmita mengatakan, pelaku usaha di industri perunggasan atau integrator harusnya gencar melakukan promosi agar masyarakat gemar makan daging dan telur ayam. Tujuannya adalah untuk meningkatkan permintaan terhadap daging dan telur ayam dalam rangka peningkatkan gizi mayarakat.