Kemtan: Kita tidak rugi stop impor sapi Australia



JAKARTA. Pemerintah mulai melakukan diversifikasi impor sapi. Jika selama ini bergantung kepada Australia, kini pemerintah mulai menjajaki kerjasama impor dengan Selandia Baru. 

Syukur Iwantoro, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kemtan), mengatakan, secara bertahap pemerintah berencana mengurangi ketergantungan impor sapi dari Australia. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu hubungan dagang antar negara terganggu.

"Negosiasi saat ini tengah dilakukan dengan Selandia Baru. Kita tidak rugi apa-apa kok jika Australia menghentikan pengiriman ke Indonesia. Justru kita terpacu untuk tingkatkan produksi sapi lokal," kata Syukur, Kamis (5/3). 


Ia mengatakan, kualitas dan harga sapi impor asal Australia juga sama dengan sapi asal Selandia Baru. Misalnya harga untuk bibitnya Rp 40 juta per ekor.

Seperti diketahui, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengeluarkan izin impor sapi bakalan sebanyak 100.00 ekor untuk kuartal I-2015. 

Impor sapi bakalan dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan di wilayah Jabodetabek dan sebagian Sumatera Utara. Sedangkan kebutuhan di wilayah lain di Indonesia sudah dapat dipenuhi oleh pasokan sapi lokal.

Menurut perhitungan, stok sapi bakalan 261.000 ekor sebenarnya masih cukup untuk kebutuhan Jabodetabek dan sebagian Sumatera Utara sampai 6 bulan ke depan. Sebab jumlah sapi bakalan setara dengan 48.000 ton daging sapi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan