Kemtan mengulur waktu impor sapi



JAKARTA. Hingga saat ini, pemerintah belum juga menetapkan kuota impor sapi bakalan untuk kuartal II-2016. Padahal, seharusnya izin impor ini sudah diberikan pada akhir Maret 2016 lalu.

Karyanto Suprih, Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemdag) menyebutkan, hingga kini Kemdag belum bisa menetapkan kuota impor yang sudah dinantikan perusahaan penggemukan sapi atau feedloter ini.

"Belum ada rekomendasi dari Kementerian Pertanian (Kemtan) sehingga kami belum bisa keluarkan izin impor hingga saat ini," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (19/4).


Karyanto menyatakan belum tahu kapan izin ini bisa ditetapkan. Sebab, penetapan  kuota impor sapi tersebut  tergantung pada rekomendasi impor dari Kemtan. Kemtan mengakui bahwa sampai saat ini belum memberikan rekomendasi impor sapi kepada Kemdag.

Muladno Basar, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kemtan menyatakan masih sibuk menghitung kebutuhan sapi dalam negeri.  Tujuannya agar hasil penghitungan ini valid sebagai rekomendasi impor kepada Kemdag yang sesuai dengan kebutuhan dan bukan berdasar keinginan para importir.

Muladno menyatakan, pada 25 April 2016, Kemtan akan menetapkan kebutuhan sapi bakalan untuk kuartal II-2016. "Nanti akan dibahas dalam rakornas dan dipadukan dengan kebutuhan masyarakat, termasuk berapa posisi stok yang ada," ungkap Muladno.

Hari Priono, Sekretaris Jenderal Kemtan menambahkan bahwa penetapan kuota impor sapi pada kuartal II-2016 ini tidak boleh tergesa-gesa. Pasalnya, saat menetapkan rekomendasi impor sapi bakalan sebelumnya, yakni untuk kuartal I-2016 sebanyak 200.000 ekor, para feedloter sempat melayangkan protes karena jumlahnya terlalu minim. Namun, Hari enggan membeberkan angka yang sebenarnya diajukan oleh para  feedloter.

Harga bisa bergejolak

Meski belum ditetapkan, tapi Jati Azalgladi, Asisten Deputi Menteri Koordinator bidang Perekonomian, sebelumnya mengakui sudah muncul usulan angka sebanyak 250.000 ekor. Dia menyatakan, angka ini telah mempertimbangkan kebutuhan daging sapi menjelang Lebaran, supaya harga tidak bergejolak.

Namun, Sarman Simanjorang, Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya menyebut, molornya penetapan kuota impor sapi kuartal II-2016 ini bisa berakibat fatal terhadap harga ke depannya.

Dia bilang, jika kuota impor ditetapkan akhir bulan ini dan realisasi impor baru dilakukan pada awal Mei hingga akhir Juni, yang berarti hanya ada waktu hanya dua bulan untuk impor, maka hasilnya bisa kurang maksimal.

Padahal, di akhir Juni, harus bisa dipastikan seluruh kuota impor sapi bakalan bisa terealisasi seluruhnya demi menjaga psikologis harga daging sapi di pasaran.

Menurutnya, jika pasar menemukan ada jaminan stok sapi dalam jumlah besar, distribusi daging sapi ke pasaran bakal lebih lancar karena mempertimbangkan kandang peternak kembali penuh setelah Lebaran.

Makanya, Sarman mendesak agar rekomendasi kuota impor sapi di kuartal II-2016  ini diambil alih kantor Menko Perekonomian. "Sebab, Kemtan masih sibuk menghitung kebutuhan sapi," tuturnya.

Sarman menyatakan tidak yakin dengan data yang akan dikeluarkan Kemtan dari hasil penghitungan ini. Pasalnya, selama ini, data yang dirilis Kemtan tidak akurat dan cenderung membuat harga daging sapi bergejolak.

Hingga akhir Maret 2016, realisasi impor sapi kuartal I-2016 hanya sekitar 127.000 ekor atau 63% dari izin yang ditetapkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini