Kemtan pede cabai surplus 5.000 ton di Januari



JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) mengembuskan kabar produksi cabai yang melimpah di sejumlah sentra produksi di tengah kabar kenaikan harga cabai. Salah satunya di desa Purworejo, Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang, Jawa Timur. Di desa ini, Kemtan bilang telah panen cabai rawit varietas Mhanu di lahan seluas 5.000 hektare (ha).

Direktur Jenderal Hortikultura Kemtan Spudnik Sujono mengatakan, produksi melimpah terutama di Kabupaten Malang sebagai daerah pemasok cabai rawit ke setiap daerah di Indonesia khususnya ke Jakarta.

Ia memprediksi, pada bulan Januari produksi cabai diperkirakan mencapai 73.000 ton. Sedangkan kebutuhan konsumsi masyarakat sekitar 68.000 ton."Itu berarti pada bulan ini produksi cabai surplus sebanyak 5.000 ton. Itu prognosa saya," ujar Spudnik, Kamis (12/1).


Menurut Spudnik, harga cabai beberapa minggu ini sangat tidak masuk akal, kecuali kalau produksi pertanaman cabai tidak ada di petani, sehingga memicu tingginya harga cabai rawit di pasar. Bila produksi cabai melimpah di setiap daerah, itu berarti ada permainan oknum tertentu di tingkat distribusi dan pasar.

Ia bilang, harga cabai di tingkat petani di desa Purworejo saat ini berkisar Rp 20.000 – Rp. 35.000 per kg. Untuk itu, ia meminta para pedagang tidak menaikkan harga cabai dagangannya terlalu tinggi, karena berdampak kepada konsumen.

Untuk mengantisipasi kenaikan harga pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura telah menyiapkan langkah antuisipasi, salah satu caranya adalah mempersiapan lahan siap panen. Lahan cabai di Kabupaten Malang seluas 5.000 ha, Kabuapten Kediri seluas 2.500 ha – 5.000 ha, siap panen di bulan April. Kabupaten Banyuwangi seluas 4.500 ha dan Kabupaten Temanggung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini