Kemtan: Perlu ekspor guna kurangi stok ayam



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga ayam pedaging di tingkat peternak masih berada di bawah harga acuan yang ditetapkan pemerintah. Hal ini diakibatkan banyaknya pasokan ayam, sementara sedang terjadi penurunan permintaan di masyarakat.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kemtan) I Ketut Diarmita mengungkapkan, salah satu solusi untuk mengatasi lebihnya pasokan ayam ini adalah dengan melakukan ekspor.

Ada beberapa negara potensial yang dapat menjadi tujuan ekspor seperti Timor Leste, Jepang serta Myanmar. "Timor Leste nanti tanggal 11 Oktober sampai 12 Oktober 2017 akan ada pertemuan antara menteri. Jepang sudah oke, tergantung kesiapan integrator unggas kita. Sementara ekspor ke Myanmar sudah jalan," tutur Diarmita, Minggu (8/10).


Sementara itu, pemerintah sudah melakukan berbagai kebijakan untuk mengangkat harga ayam pedaging di tingkat peternak. Kebijakan tersebut dimuat dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 61 Tahun 2016. Kebijakan tersebut juga disempurnakan dalam Permentan Nomor 32 tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi.

Menurutnya kebijakan yang ditetapkan tersebut cukup efektif melihat harga yang tidak terlalu jatuh di saat permintaan sedang menurun drastis. "Saya lihat kebijakan ini cukup efektif karena harga tidak terlalu jatuh. Oktober ini asuk bulan Suro dan Safar, dan memang permintaan di Jawa umumnya turun," tutur Diarmita.

Sebagai informasi, berdasarkan data Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia harga ayam pedaging di Jawa berkisar Rp 15.000 - Rp 16.000 per kilogram, di Bali sekitar Rp 14.500 - Rp 15.000 per kg. Sementara hargai di Sumatera sekitar Rp 14.500 - Rp 16.000 per kg dan harga acuan pembelian di tingkat peternak yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 18.000 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini