Kemtan prioritaskan kembangan sapi Bali



JAKARTA. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kemtan) menjadikan pengembangan sapi Bali sebagai prioritas pada tahun ini. Sapi Bali dinilai sebagai ikon sapi lokal dan memiliki kualitas daging yang baik. Selain itu, sapi asal Pulau Dewata ini mudah beradaptasi dan dikembangbiakkan.

Direktur Jenderal PKH Kemtan I.Ketut Diarmita mengatakan, pemeliharaan sapi ini secara ekstensif dan mengandalkan pakan hijauan tanpa ada konsentrat dan treatmen hormonal akan menjadi nilai tambah. "Sebab sapi ini masuk dalam kategori sapi organik," ujar Diarmita, Selasa (17/1).

Untuk mengembangkan dan menjaga pelestarian sapi Bali, pihaknya akan melakukan beberapa hal. Pertama, pengembangan dan pelestarian sapi Bali di Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Sapi Bali di Pulukan Provinsi Bali, yang merupakan unit pelayanan teknis sebagai penghasil bibit sapi Bali yang berkualitas. BPTU Sapi Bali produknya telah tersertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) Benih dan Bibit ternak yang terakreditasi.


Kedua, pemurnian sapi bali melalui penguatan pembibitan di Pulau Nusa Penida yang sudah berjalan sejak tahun 2013. Bibit yang dihasilkan rata-rata telah memenuhi SNI yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Layak Bibit (SKLB) yang dikeluarkan dari Dinas Peternakan Kabupaten Klungkung. Selain pelaksanaan pemurnian sapi Bali di Nusa Penida juga telah dilakukan penguatan pembibitan di sentra – sentra pembibitan lainnya yaitu di Kabupaten Badung dan Buleleng.

Ketiga, pewilayahan sumber bibit sapi Bali. Tujuannya untuk membentuk wilayah/daerah pemurnian ternak asli/lokal Indonesia, sehingga ternak asli/lokal Indonesia dapat lestari, mewujudkan dan menjamin ketersediaan bibit ternak baik secara jumlah maupun mutu. 

Keempat, dalam rangka untuk memperbaiki kualitas sapi bali, BPTU Sapi Bali juga bekerja sama dengan Pemda Provinsi dan Pusat Kajian Sapi Bali (PKSB) Universitas Udayana (UNUD) untuk melakukan pengkajian perbaikan nutrisi dan breeding.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini