Kemtan siapkan skema KUR untuk lada dan cengkeh tahun depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk meningkatkan produktivitas rempah, Kementerian Pertanian tengah menyiapkan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sejumlah komoditas rempah seperti untuk cengkeh dan lada. Rencananya, tahun depan KUR untuk kedua tanaman ini bisa terbit dan membantu petani komoditas tersebut.

Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Agus Wahyudi menyampaikan skema KUR ini tengah dirembug bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Tapi yang belum sepakat dengan perbankan adalah grace periode nya, karena rempah ini kan tanaman tahunan tidak seperti tanaman musiman," kata Agus kepada Kontan.co.id, Kamis (12/20).


Grace periode dalam hal ini adalah masa tenggang waktu. Pinjaman KUR dari perbankan memang umumnya bersifat jangka pendek, sedangkan tanaman perkebunan membutuhkan investasi jangka panjang sehingga sering dianggap sektor berisiko.

Agus sendiri menyampaikan skema yang sedang ia siapkan akan memberikan masa pinjaman KUR minimal sepanjang tiga tahun untuk lada dan lima tahun untuk cengkeh. Petani kemudian bisa mengajukan pengembalian KUR modal pada tahun keempat.

"Kemudian kita juga ingin ada KUR untuk intensifikasi, bibit, pupuk dan pemeliharaan. Saat ini sedang kita susun pola dan skema untuk masing-masing komoditas," katanya.

Menurut Agus, sektor perkebunan memiliki potensi yang besar. Selama ini KUR sektor perkebunan yang sudah berjalan adalah untuk komoditas tebu dan sawit.

Padahal masih ada banyak komoditas lain yang juga butuh dorongan. "Rencananya tahun depan sudah terbit," katanya.

Mengutip pemberitaan Kontan sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution sempat menyatakan, pembayaran cicilan KUR tiap bulan sebenarnya tidak sesuai dengan model bisnis sektor pertanian. Oleh karena itu, pembayaran cicilan KUR harus disesuaikan dengan waktu panen.

Per awal Desember sendiri, penyaluran KUR sudah mencapai angka Rp 113 triliun yang disalurkan kepada 13,3 juta dengan rasio kredit macet (Non Performing Loan/NPL) di level 1,24%.

Mayoritas pinjaman KUR selama ini didominasi oleh sektor perdagangan, sehingga Darmin ingin sektor produksi seperti pertanian, peternakan dan perikanan juga ikut ditingkatkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto