Kemtan targetkan ekspor jagung 500.000 ton tahun 2019



KONTAN.CO.ID - GORONTALO. Kementerian Pertanian (Kemtan) menargetkan ekspor jagung sebesar 500.000 ton di tahun 2019. Angka tersebut optimistis dicapai dengan target produksi sebesar 33 juta ton. Target tersebut akan dicapai dengan mendorong sejumlah wilayah sentra produksi.

"Target sebesar itu akan dimaksimalkan di lumbung jagung nasional seperti Jawa Timur, NTB, Lampung, Sumatra Selatan, dan juga Gorontalo," ujar Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam siaran pers, Jumat (1/3).

Selain itu, kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan juga akan didorong. Hal itu guna meningkatkan produksi serta produktivitas ladang jagung.


Intensifikasi lahan dilakukan dengan memberikan benih unggul dan pupuk gratis. Petani juga didorong untuk melakukan modernisasi dengan menggunakan alat mesin pertanian (alsintan).

"Penggunaan alsintan bisa menghemat waktu, tenaga, dan biaya," terang Amran.

Masalah serupa juga dikeluhkan oleh Pemerintah Daerah Gorontalo sebagai salah satu sentra jagung nasional. Gubernur Gorontalo Rusli Habibie bilang masih terdapat keluhan dari  petani.

"Masih banyak warga yang mempertanyakan irigasi, bibit, dan pupuk," jelas Rusli.

Meski begitu, produksi jagung di Gorontalo mengalami peningkatan. Produksi jagung tahun Gorontalo tahun 2018 sebesar 1,5 juta ton naik dari tahun sebelumnya sebesar 692.000 ton di tahun 2016.

Selain upaya langsung peningkatan produksi, pemerintah juga membuat kebijakan untuk menjaga harga. Pemerintah membuat Harga Pembelian Pemerintah (HPP) agar harga jagung menguntungkan bagi petani.

Penetapan HPP akan membuat impor jagung dapat dikurangi. Pasalnya, meski produksi berlimpah, pemerintah tetap melakukan impor untuk menjaga harga jagung.

Seperti pada tahun 2018, produksi jagung Indonesia sebanyak 30 juta ton dengan ekspor 380.000 ton. Namun, Indonesia juga melakukan impor sebesar 180.000 ton untuk menjaga harga jagung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi