Kemtan targetkan penyuluh swadaya capai 30% dari total desa potensi pertanian



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) tengah menggenjot penyuluh swadaya mengingat masih kurangnya jumlah penyuluh pertanian hingga saat ini.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Momon Rusmono mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan penyuluh swadaya bisa mencapai 30% dari total potensi desa pertanian yang sebanyak 72.000 desa.

Bila dihitung, Kemtan menargetkan akan ada sekitar 21.600 penyuluh swadaya di tahun ini. "Tahun ini kalau sudah ada 30% sudah bagus," tutur Momon, Senin (10/9).


Menurut Momon, sampai saat ini penyuluh pertanian baru sebanyak 44.000 orang. Dai anga tersebut penyuluh pertanian yang berstatus sebagai PNS sebanyak 32.00 orang dan Tenaga Harian Lepas TB Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) sebanyak 12.000 orang.

"Karena itu strateginya sekarang adalah menumbuh kembangkan penyuluh swadaya. Bahkan saya minta setiap desa ada pos penyuluhan desa ditambah ada penyuluh swdayanya," tambah Momon.

Penyuluh swadaya yang dimaksud adalah petani yang dianggap berhasil di salah satu desa atau petani yang ditokohkan serta petani yangbersedia mentransder ilmunya. Bila petani tersebut bersedia, maka Kemtan pun akan merekrutnya sebagai penyuluh Swadaya.

Untuk merekrut penyuluh swadaya ini, Momon menjelaskan mereka sudah menyebarkan surat edaran ke dinas provinsi dan kabupaten kota, kemudian mewajibkan penyuluh PNS dan THL-TBPP supaya mau menumbuhkan, memilih dan menyeleksi petani dan diusulkan ke dinas supaya ditetapkan sebagai penyuluh swadaya.

Menurut Momon, saat ini setiap desa sudah memiliki penyuluh pertanian, Namun, satu penyuluh pertanian masih harus menangani beberapa desa, Padahal, idealnya 1 desa memiliki 1 penyuluh pertanian.

Menurut Momon, banyak masyrakat yang berminat menjadi penyuluh pertanian yang berstatus PNS. Sayangnya, hal ini masih terhambat formasi dan aturan. "Karena itu saya realistis, yang bisa didorong sekarang adalah penyuluh swadaya," tutur Momon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .