JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) mengusulkan tarif bea masuk (BM) kedelai lebih tinggi dari usulan sebelumnya. Kemtan pada tahun lalu pernah mengusulkan BM sebesar 10%. Kali ini, Kemtan mengusulkan BM mencapai 27%. Alasannya, tarif BM yang tinggi membuat serapan kedelai lokal lebih besar. Rita Mezu, Kepala Sub Direktorat Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi mengatakan, selama dua tahun sejak 2013, BM untuk kedelai sebesar 0%. Jika tahun ini diusulkan sebesar 27% masih dalam tahap wajar. Apalagi potensi kehilangan pendapatan negara dengan BM kedelai 0% mencapai Rp 35,78 miliar. "Ini masih kami usulkan ke Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kemtan jadi prosesnya masih panjang. Tapi semangat kami memang agar serapan kedelai dalam negeri juga tinggi. Supaya petani lokal juga untung," tandas Rita pada Selasa (17/3).
Kemtan usulkan bea masuk kedelai 27%
JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) mengusulkan tarif bea masuk (BM) kedelai lebih tinggi dari usulan sebelumnya. Kemtan pada tahun lalu pernah mengusulkan BM sebesar 10%. Kali ini, Kemtan mengusulkan BM mencapai 27%. Alasannya, tarif BM yang tinggi membuat serapan kedelai lokal lebih besar. Rita Mezu, Kepala Sub Direktorat Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi mengatakan, selama dua tahun sejak 2013, BM untuk kedelai sebesar 0%. Jika tahun ini diusulkan sebesar 27% masih dalam tahap wajar. Apalagi potensi kehilangan pendapatan negara dengan BM kedelai 0% mencapai Rp 35,78 miliar. "Ini masih kami usulkan ke Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kemtan jadi prosesnya masih panjang. Tapi semangat kami memang agar serapan kedelai dalam negeri juga tinggi. Supaya petani lokal juga untung," tandas Rita pada Selasa (17/3).