JAKARTA. PT Pos Indonesia (Persero) mengaku turut menjadi korban gempa Aceh Tengah yang terjadi pada Selasa, 2 Juli lalu. Gempa berkekuatan 6,2 skala ritcher (SR) tersebut merusak empat kantor pos pembantu di wilayah sekitar gempa. "Saat gempa, komputer pada berjatuhan dan sebagian dinding retak," ujar Bambang Dwi Purwanto, Vice President Komunikasi Korporat kepada wartawan, Jumat (5/7). Dia bilang keempat kantor tersebut masih tutup dan belum beroperasi. Bambang mengatakan, dengan kejadian tersebut penyaluran program pemerintah berupa bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) di wilayah tersebut di hentikan. "Alasan lainnya karena pemerintah daerah setempat juga meminta penyaluran tersebut dihentikan sementara karena masih banyak masyarakat yang mengungsi," jelas Bambang. I Ketut Mardjana, Direktur Utama PT Pos menambahkan, sejauh ini penyaluran BLSM di berbagai kota seluruh Indonesia berjalan dengan lancar. "Kami sudah terbiasa menangani pelayanan seperti ini dan jumlah SDM kami juga mencukupi," tegas Mardjana.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kena dampak gempa, PT Pos hentikan penyaluran BLSM
JAKARTA. PT Pos Indonesia (Persero) mengaku turut menjadi korban gempa Aceh Tengah yang terjadi pada Selasa, 2 Juli lalu. Gempa berkekuatan 6,2 skala ritcher (SR) tersebut merusak empat kantor pos pembantu di wilayah sekitar gempa. "Saat gempa, komputer pada berjatuhan dan sebagian dinding retak," ujar Bambang Dwi Purwanto, Vice President Komunikasi Korporat kepada wartawan, Jumat (5/7). Dia bilang keempat kantor tersebut masih tutup dan belum beroperasi. Bambang mengatakan, dengan kejadian tersebut penyaluran program pemerintah berupa bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) di wilayah tersebut di hentikan. "Alasan lainnya karena pemerintah daerah setempat juga meminta penyaluran tersebut dihentikan sementara karena masih banyak masyarakat yang mengungsi," jelas Bambang. I Ketut Mardjana, Direktur Utama PT Pos menambahkan, sejauh ini penyaluran BLSM di berbagai kota seluruh Indonesia berjalan dengan lancar. "Kami sudah terbiasa menangani pelayanan seperti ini dan jumlah SDM kami juga mencukupi," tegas Mardjana.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News