MOSkWa. Rusia mulai melirik Asia sebagai sasaran investasi. Setelah mendapat sanksi dari Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE), negara pecahan Uni Soviet ini menjalin kerjasama dengan China untuk menggarap 32 proyek ekonomi, seperti perbankan, petrokimia, emas, tembaga, minyak dan gas bumi. Igor Shuvalov, Deputi Perdana Menteri Rusia mengunjungi China pada pekan lalu untuk membahas puluhan proyek tersebut. Menurut Shuvalov, negara-negara Asia seperti China tidak mendukung sanksi dari AS dan Uni Eropa. China malah tertarik menjalin kerjasama dengan Rusia. "China mengumumkan setiap kali di awal pertemuan bahwa mereka tidak menerima sanksi apapun yang mereka anggap ilegal," ujar Shuvalov seperti dikutip Reuters.
Kena sanksi barat, Rusia ajak kerjasama China
MOSkWa. Rusia mulai melirik Asia sebagai sasaran investasi. Setelah mendapat sanksi dari Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE), negara pecahan Uni Soviet ini menjalin kerjasama dengan China untuk menggarap 32 proyek ekonomi, seperti perbankan, petrokimia, emas, tembaga, minyak dan gas bumi. Igor Shuvalov, Deputi Perdana Menteri Rusia mengunjungi China pada pekan lalu untuk membahas puluhan proyek tersebut. Menurut Shuvalov, negara-negara Asia seperti China tidak mendukung sanksi dari AS dan Uni Eropa. China malah tertarik menjalin kerjasama dengan Rusia. "China mengumumkan setiap kali di awal pertemuan bahwa mereka tidak menerima sanksi apapun yang mereka anggap ilegal," ujar Shuvalov seperti dikutip Reuters.