SURABAYA. Serangga yang disebut serangga tomcat menyerang warga apartemen di Surabaya. Serangga ini juga dilaporkan menyerang kawasan Kenjeran dan Wonorejo.Pakar serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hari Sutrisno menjelaskan, serangga ini bergenus Paederus. Ukurannya relatif kecil sekitar 1 sentimeter.Keunikan serangga ini adalah bagian sayap yang tak menutupi seluruh abdomen. "Ada 12 jenis serangga jenis ini. Namun yang paling banyak di sini adalah Paederus fasciatus. Jadi kemungkinan yang di Surabaya adalah jenis ini," jelas Hari saat dihubungi, Selasa (20/3).Hari mengatakan, serangga ini memiliki habitat di persawahan, hutan maupun taman kota. Biasanya, serangga ini memakan telur serangga lain pemakan daun. Menurutnya, tomcat ini sebenarnya serangga yang menguntungkan bagi petani karena mampu membasmi wereng.Hari membantah, racun serangga ini lebih berbahaya dari bisa ular kobra. Menurutnya, racun serangga tomcat ini tidak mematikan. Karena itu, dia menghimbau masyarakat agar tidak panik. "Serangan pada manusia sebenarnya bukan tujuan. Hanya mungkin ada aktivitas manusia yang mengganggu serangga ini," ucapnya.Serangga Paederus, lanjutnya, menyerang untuk mempertahankan diri. Katanya, serangga ini bisa menyerang apapun yang dianggap menggangggu. Aktivitas yang mengganggu antara lain saat serangga akan masuk ke rumah dan terhalang tirai, manusia membuka tirai tersebut sehingga kumbang ini terbang dan menyerang.Ciri khas Paederus adalah kemampuan memproduksi toksin yang disebut paederin. Saat menyerang, serangga akan mengeluarkan toksin ini persis seperti ular yang mengeluarkan bisa. Toksin tersebut yang dikatakan bisa berdampak buruk bagi manusia. Akibatnya adalah dermatitis dimana kulit melepuh seperti mengalami luka bakar dan mengeluarkan cairan. "Jika kena serangga ini, maka kita harus mencuci dengan air sabun untuk menetralisir racun. Lalu bisa juga memakai Kalium permanganat atau salep untuk mengobati," terang Hari. (Tribunnews.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kena serangan tomcat, cukup cuci pakai sabun
SURABAYA. Serangga yang disebut serangga tomcat menyerang warga apartemen di Surabaya. Serangga ini juga dilaporkan menyerang kawasan Kenjeran dan Wonorejo.Pakar serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hari Sutrisno menjelaskan, serangga ini bergenus Paederus. Ukurannya relatif kecil sekitar 1 sentimeter.Keunikan serangga ini adalah bagian sayap yang tak menutupi seluruh abdomen. "Ada 12 jenis serangga jenis ini. Namun yang paling banyak di sini adalah Paederus fasciatus. Jadi kemungkinan yang di Surabaya adalah jenis ini," jelas Hari saat dihubungi, Selasa (20/3).Hari mengatakan, serangga ini memiliki habitat di persawahan, hutan maupun taman kota. Biasanya, serangga ini memakan telur serangga lain pemakan daun. Menurutnya, tomcat ini sebenarnya serangga yang menguntungkan bagi petani karena mampu membasmi wereng.Hari membantah, racun serangga ini lebih berbahaya dari bisa ular kobra. Menurutnya, racun serangga tomcat ini tidak mematikan. Karena itu, dia menghimbau masyarakat agar tidak panik. "Serangan pada manusia sebenarnya bukan tujuan. Hanya mungkin ada aktivitas manusia yang mengganggu serangga ini," ucapnya.Serangga Paederus, lanjutnya, menyerang untuk mempertahankan diri. Katanya, serangga ini bisa menyerang apapun yang dianggap menggangggu. Aktivitas yang mengganggu antara lain saat serangga akan masuk ke rumah dan terhalang tirai, manusia membuka tirai tersebut sehingga kumbang ini terbang dan menyerang.Ciri khas Paederus adalah kemampuan memproduksi toksin yang disebut paederin. Saat menyerang, serangga akan mengeluarkan toksin ini persis seperti ular yang mengeluarkan bisa. Toksin tersebut yang dikatakan bisa berdampak buruk bagi manusia. Akibatnya adalah dermatitis dimana kulit melepuh seperti mengalami luka bakar dan mengeluarkan cairan. "Jika kena serangga ini, maka kita harus mencuci dengan air sabun untuk menetralisir racun. Lalu bisa juga memakai Kalium permanganat atau salep untuk mengobati," terang Hari. (Tribunnews.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News