Kenaikan Asing di SBI Lebih Kecil dari SUN



JAKARTA. Investor asing mulai menggeser kepemilikan dananya ke instrumen bertenor lebih panjang, seperti Surat Utang Negara (SUN) ketimbang Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Bisa jadi ini imbas pemberlakuan penguncian kepemilikan SBI minimal satu bulan yang diterapkan BI per 7 Juli 2010.

Memang, kepemilikan asing di SBI masih menunjukkan peningkatan. Dalam rentang dua pekan terakhir di Juni, dana asing bertambah Rp 4,2 triliun. Direktur Riset dan Moneter BI Perry Warjiyo mengungkapkan, per 21 Juni lalu, kepemilikan asing di SBI sebesar Rp 37,7 triliun. Namun, per 1 Juli 2010, posisi asing mencapai Rp 41,9 triliun atau naik Rp 4,2 triliun.

Namun, kalau membandingkan dengan posisi asing di SUN, nilainya masih lebih kecil. Menurut Perry, posisi asing di SUN meningkat lebih besar ketimbang di SBI. Posisi asing di SUN per 21 Juni sebesar Rp 153,7 triliun. Dana ini meningkat hingga Rp 8,2 triliun menjadi Rp 161,9 triliun per 1 Juli 2010.


"Ini artinya, minat asing bergeser ke SUN lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya," ujar Perry, Jumat (2/7).

BI sendiri baru efektif memberlakukan ketentuan holding one month period SBI per 7 Juli nanti. Pjs. Gubernur BI Darmin Nasution mengaku sudah melakukan semua persiapan yang dibutuhkan. "Sudah dipersiapkan. Di antaranya dalam bentuk Peraturan BI (PBI)," katanya, kemarin.

BI juga mempersiapkan PBI untuk mengatur lebih detail kebijakan pelonggaran posisi devisa netto (PDN) valas dan peluncuran instrumen term deposit yang masing-masing mulai per 1 Juli.

Reposisi portofolio

Perry menambahkan, dari pengamatan BI, di pasar saat ini memang terlihat adanya pergerakan investor asing untuk menyusun kembali atawa reposisi portofolio mereka di surat-surat berharga rupiah seperti SBI dan SUN. Tapi, Perry yakin investor asing tidak serta merta melepas seluruh kepemilikan mereka di SBI.

"Masih banyak investor yang memegang SBI. Soal reposisi sudah kami antisipasi saat menyusun paket kebijakan kemarin," ujarnya.

Kepala Divisi Internasional PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Edi Masrianto menambahkan, pergeseran asing dari SBI ke SUN memang terjadi. Toh, menurutnya hal itu wajar karena investor pasti berhitung soal likuid atau tidaknya instrumen yang mereka pegang.

"Memang jadi lebih banyak yang beralih ke SUN. Selain mencari yield yang lebih tinggi, di SUN kan tidak ada aturan holding jadi lebih leluasa," imbuhnya.

Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiatmadja bilang, meski kepemilikan BCA di SBI besar, pihaknya tak khawatir soal likuiditas. Termasuk saat harus menahan SBI minimal satu bulan.

"Untuk permulaan mungkin sedikit bingung. Toh, kami bisa mengatur jatuh temponya, tidak sulit," ungkap dia. Contoh, BCA tidak masuk langsung ke SBI 6 bulan. Tapi di SBI 3 bulan dan dibeli di pasar saat jatuh temponya sudah dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa