JAKARTA. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) masih tetap menjadi hal yang sensitif bagi kantong masyarakat. Maka dari itu, kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah pada Maret lalu akan membawa dampak bagi penjualan eceran. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan indeks penjualan riil yang naik pada Februari lebih disebabkan adanya penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah. Namun, ketika pemerintah menaikkan harga BBM sebanyak dua kali pada bulan Maret akan mengakibatkan penjualan eceran menurun. Hal ini ditambah dengan rupiah yang melemah cukup tajam pada Maret sehingga masyarakat cenderung untuk menahan diri dalam mengeluarkan uang. "Khawatir prospek ekonomi ke depan sehingga tidak berlebihan dalam belanja," terang David ketika dihubungi KONTAN, Kamis (9/4). Secara keseluruhan, David menilai konsumsi rumah tangga masih bisa menopang pertumbuhan namun dalam kecenderungan melambat. Pemerintah yang juga belum membelanjakan anggarannya membuat permintaan masyarakat berkurang. Alhasil, ia memperkirakan ekonomi triwulan I 2015 akan lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yaitu pada kisaran 4,8%-5%. Ekonomi baru bisa terakselerasi pada semester kedua. Itu pun dengan catatan belanja pemerintah terealisasi sehingga ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun bisa mencapai 5,3%. Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Februari 2015 tumbuh 16,5% atau sebesar 172,5 bila dibanding Februari 2014. Penjualan eceran diperkirakan masih akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan. Secara tahunan, peningkatan penjualan Februari 2015 terjadi pada beberapa kelompok barang. Pertumbuhan tertinggi diduduki oleh kelompok peralatan informasi dan komunikasi sebesar 27,6%, diikuti oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 25,4%. BI melihat pertumbuhan tahunan penjualan eceran akan kembali meningkat pada Maret 2015. Perkiraan IPR Maret adalah 176,5 atau tumbuh 19,9% bila dibanding Maret 2014. Bahkan secara triwulanan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2015 akan tumbuh 15,8%, meningkat dibanding rata-rata pertumbuhan tahunan triwulan IV 2014 yang sebesar 10,9%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kenaikan BBM akan membuat penjualan eceran turun
JAKARTA. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) masih tetap menjadi hal yang sensitif bagi kantong masyarakat. Maka dari itu, kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah pada Maret lalu akan membawa dampak bagi penjualan eceran. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan indeks penjualan riil yang naik pada Februari lebih disebabkan adanya penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah. Namun, ketika pemerintah menaikkan harga BBM sebanyak dua kali pada bulan Maret akan mengakibatkan penjualan eceran menurun. Hal ini ditambah dengan rupiah yang melemah cukup tajam pada Maret sehingga masyarakat cenderung untuk menahan diri dalam mengeluarkan uang. "Khawatir prospek ekonomi ke depan sehingga tidak berlebihan dalam belanja," terang David ketika dihubungi KONTAN, Kamis (9/4). Secara keseluruhan, David menilai konsumsi rumah tangga masih bisa menopang pertumbuhan namun dalam kecenderungan melambat. Pemerintah yang juga belum membelanjakan anggarannya membuat permintaan masyarakat berkurang. Alhasil, ia memperkirakan ekonomi triwulan I 2015 akan lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yaitu pada kisaran 4,8%-5%. Ekonomi baru bisa terakselerasi pada semester kedua. Itu pun dengan catatan belanja pemerintah terealisasi sehingga ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun bisa mencapai 5,3%. Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Februari 2015 tumbuh 16,5% atau sebesar 172,5 bila dibanding Februari 2014. Penjualan eceran diperkirakan masih akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan. Secara tahunan, peningkatan penjualan Februari 2015 terjadi pada beberapa kelompok barang. Pertumbuhan tertinggi diduduki oleh kelompok peralatan informasi dan komunikasi sebesar 27,6%, diikuti oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 25,4%. BI melihat pertumbuhan tahunan penjualan eceran akan kembali meningkat pada Maret 2015. Perkiraan IPR Maret adalah 176,5 atau tumbuh 19,9% bila dibanding Maret 2014. Bahkan secara triwulanan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2015 akan tumbuh 15,8%, meningkat dibanding rata-rata pertumbuhan tahunan triwulan IV 2014 yang sebesar 10,9%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News